DAY 10
16 Mei 2016
Hari senin,
hari dimana orang-orang mulai sibuk melakukan aktivitas sesuai dengan kesibukan
masing-masing. Ya, rasanya hari senin adalah awal dari segalanya, hari yang
terasa berat untuk dihadapi namun walupun begitu tetap saja kita harus menjalani
hari senin. Sama seperti yang lain aku juga kembali ke rutinitas, hari ini aku
dan teman-teman akan mengikuti kelas ke empat kalinya belajar bahasa Korea di
Chonbuk National University. Setelah bangun dan mempersiapkan diri untuk
berangkat ke kelas, aku senang memperhatikan orang-orang yang berjalan
disepanjang jalan dan banyak juga yang berbincang-bincang bersama
teman-temannya. Sekali lagi, aku sangat bersyukur diberikan kesempatan yang
sangat berharga ini, aku sangat berterimakasih kepada Tuhan yang telah
mengijinkanku untuk menginjakan kaki di negeri ini dan juga kedua orang tua ku
yang telah memberikan dukungan kepadaku untuk bisa berada ditempat ini. Mungkin
bagi orang lain menginjakan kaki disini saat ini terdengar biasa saja, tapi
tidak untukku, aku sangat bersyukur ini adalah pengalaman berharga di usia 19
tahun ku. Aku tahu aku merasakan betapa luar biasa beratnya untuk mendapatkan
kesempatan ini. Aku tidak bisa membayangkan ternyata betapa kerasnya hidup ini
dan menggapai mimpi ini tidak mudah dan tidak bisa hanya dengan berangan-angan.
Namun begitu, ini bukanlah sesuatu yang sudah dicapai tapi ini adalah awal dan
hanya sebuah pintu untuk menuju tujuan-tujuan selanjutnya. Ingat ini bukan
akhir dari mimpi-mimpi, harus banyak
cita-cita selanjutnya yang mesti kita raih.
Sebelum
memasuki kelas, aku dan teman-teman pergi sarapan terlebih dahulu di cafetaria.
Kemudan setelah makan kami segera memasuki kelas untuk memulai belajar. Kami
belajar berbagai kebiasaan orang Korea dan belajar percakapan jika bertemu
orang-orang Korea. Setelah selesai belajar, aku pun kembali ke asrama dan
segera makan di Cafetaria.
|
After Finishing a class |
|
Foto di depan Gedung Language education Center |
Setelah makan
siang, hari ini kami akan pergi ke Pusat Kebudayaan Korea dan akan belajar
membuat Kipas Khas Korea (Kipas Arirang). Setelah berangkat, akhirnya kami
sampai dilokasi dan segera memasuki gedung untuk mempelajari bagaimana membuat
Kipas. Kami disambut oleh beberapa Ajuma yang akan mengajari kami bagaimana
mebuat kerajinan kipas yang menjadi ciri khas Negeri Ginseng ini. Aku segera
duduk dikursi yang sudah disediakan dan mulai mendengarkan intruksi dari ajuma
itu. Hari ini kami ditemani oleh Song Yi dan Eunje seperti biasa, kemudian
ajuma mulai memperkenalkan bahan-bahan dan langkah-langkah membuat kipas ini. Setelah
selesai menjelaskan, ini saatnya kami membuat sendiri kipas yang sudah
diajarkan tadi. Aku mulai melihat bahan-bahan dan mulai mempraktekan apa yang
aku pelajari disini. Aku melihat ada sebuah kertas agak tebal yang akan menjadi
bidang untuk sebuah kipas. Kemudian ada juga kertas berwarna Merah, Biru, dan
Kuning yang sudah dipotong membentuk bulan sabit. Selanjutnya aku mengoleskan
lem ke kertas yang sudah ada dan menempelkannya pada bidang yang tadi sesuai
dengan intruksi yang sudah dipelajari. Kemudian setelah ditempel dengan rapi
aku segera memotong kipas sesuai dengan bentuk yang kita inginkan seperti
bentuk bulat, lonjong, bunga, dan sebagainya. Setelah itu rapikan ujung bidang
tadi dengan menempelkan kertas berwarna hitam untuk menutupi ujung yang
terlihat tidak rapi. Setelah selesai menjadi bentuk yang kita inginkan, segera
pasangkan sebuah kayu untuk digunakan sebagai pegangan kipas tersebut dan
masukan tali di ujung pegangan kayu tersebut agar bisa digantung di tempat tertentu.
Kemudian jika sudah komplit, segera keringkan kipas yang telah kita buat dengan
menggunakan hair dryer kurang lebih selama 20 menit atau sampai kipas menjadi
kering. Setelah kering, aku segera menuliskan sesuatu di kipas buatanku sendiri
dengan pena yang tersedia disana. Dan akhirnya kami selesai membuat Kipas
Tradisional Korea., Mission Completed.
|
With Song Yi setelah membuat Kipas |
|
With Song Yi setelah membuat Kipas |
|
Guyssss first let me take a selfie |
Setelah selesai
membuat Fan (Kipas), kegiatan kami selanjutnya adalah masih berkaitan dengan “Feeling
Korean Traditional” yapp ini merupakan salah satu kegiatan yang aku
tunggu-tunggu selama disini, ah aku sudah tidak sabar ingin mencobanya. What?
Mencoba?? Yeah sekarang kami akan mencoba memakai baju Tradisional Korea dan
berjalan-jalan seperti di zaman kerajaan. Tujuanku sepertinya ingin mencari
pangeran atau putra mahkota disini wkwk. Ya kami menuju Hanok Village untuk
fitting baju yang kami suka. Aku memasuki sebuah butik yang menyediakan
berbagai baju tradisional Korea mulai dari anak-anak sampai dewasa, mulai dari
kostum rakyat biasa hingga kostum raja atau ratu. Yah baiklah, aku segera masuk
dan disuruh untuk memilih salah satu baju yang kami inginkan. Aku segera
memilih pakaian yang warnanya sama dengan warna kerudungku. Tidak terlalu lama
memilih, aku segera memasuki kamar ganti dan segera mengganti pakaian. Jeng
Jeng Jeng.....Who am i? Gongju-nim? Anindeyo~? Kkkkk ya aku sudah berubah
menjadi putri wkakak Ngga Kok kalem. Setelah selesai berganti baju aku segera
keluar dan memilih sepatu yang cocok dengan ukuran kakiku serta memilih tas
yang cocok dengan pakaianku. Wawww aku lihat penampilan teman-temanku yang lain
dan benar-benar elegan dan mempesona. Sangat cantik dilihat dari meoributeo balkkeutkkaji (Ujung rambut sampai kaki) wkwk. Sebelum jalan-jalan keluar kami
berfoto terlebih dahulu.
|
Fokus teh Widya |
|
Gongju~nim |
Kami keluar
dari butik dan menelusuri jalan-jalan di Hanok Village. Kami diberi Free Time untuk menikmati keindahan Korean Traditional Moment di Hanok
Village. Aku sangat senang berada disini, aku merasakan aura yang sangat
berbeda, jika kemarin-kemarin aku seperti sedang berada di drama kerajaan namun
sekarang aku seperti sedang membintangi drama Saeguk dan menjadi pemeran utama hahaha. Sayangnya aku tidak bertemu
putra mahkota kkkk.
|
UNPAS Feeling Korean Team |
|
Bertemu ajuma yang mengajarkan membuat kerajinan keramik |
|
My Best Experience wearing this dress |
Ah sudahlah, aku
berjalan-jalan menyusuri tiap sudut Hanok Village, menyapa orang-orang,
berbelanja, foto, dan mengunjungi Gereja yang terkenal di Kota Jeonju. Yap di
tengah-tengah keramaian Hanok Village ada sebuah Gereja bernama “Jeondong
Cathedral” yang bangunannya seperti di Eropa serta dikelilingi ribuan bunga
yang sedang mekar sehingga sangat Indah berfoto disana. Aku pun berfoto disana
dan menikmati keindahan sekelilingnya.
|
Gereja Jeondong Cathedral |
|
Gongju-mama~~ |
|
Am i like The Queen?? kkkk Gongju~mama |
|
With Teh Garin |
|
Ceritanya pengen ala-ala Terbang gitu kaya teh Ipah (I believe i can fly) |
Aku kembali
berkeliling disana sambil melihat-lihat sesuatu yang unik di tiap toko yang
berjejer disana. Aku mengunjungi salah satu tempat aksesoris dan banyak
bertanya kepada pemilik toke, Ups Toko maksudnya haha. Kami berkenalan dan ternyata dia pernah
mengunjungi Indonesia, ia pernah pergi ke Batam, Yogyakarta, dan Jakarta. Kami pun
banyak mengobrol dan berharap mendapatkan diskon dari ajuma ini, ternyata
nihil. Ia tidak memberiku diskon walaupun kami berbicara banyak tentang
Indonesia hmm sudah kuduga. Baiklah setelah itu aku kembali berjalan-jalan
sambil berfoto, kemudian ada beberapa segerombolan ajuma menatap kami dengan
tersenyum lebar dan berkata “Aigooo
Hijabida! Neomu Yeppoyo!!” yang artinya ‘wah memakai Hijab! Sangat Cantik’
aku tersenyum sambil mengatakan ‘Kamsahamnida’ alias terima kasih. Para ibu-ibu
itu tersenyum dan memelukku sambil memegang kerudung yang aku kenakan. Mereka tertarik
dengan hijab dan menurut mereka, hijab sangat cantik dan wanita terlihat anggun
mengenakannya. Aku berterimakasih dan kami berpisah untuk melanjutkan
jalan-jalan disini. Terlihat banyak sekali orang berlalu lalang dengan
mengenakan pakaian bersejarah ini. Aku sangat senang berada dalam dituasi ini,
aku seperti bukan siapa-siapa, aku kecil, dunia itu luas, aku kadang selalu
berfikiran sempit, padahal dunia sangat luas, maka dari itu aku sangat
bersyukur bisa melihat betapa luasnya dunia ini dan betapa besarnya kuasa Tuhan
dalam menciptakan dunia ini. Aku sangat sangat bersyukur. Terima kasih Tuhan.
Setelah lama
berjalan-jalan disini, kami akhirnya akan menyudahi mengenakan pakaian yang
sangat ingin aku kenakan ini. Oh iya berbicara tentang pakaian ini, ini adalah Hanbok yaitu pakaian Tradisonal Korea
yang digunakan oleh masyarakat Korea pada zaman kerajaan dulu. Walaupun begitu,
pakaian ini juga masih dikenakan sekarang ini pada saat hari-hari besar di
Korea, seperti saat Pesta Pernikahan, Chusok, dan sebagainya. Berbicara apakah
aku pernah mengenakan Hanbok sebelumnya? Yupp aku pertama kali mengenakan
Hanbok pada Nopember 2013 saat ada ‘Gathering
All Fandom’ di Garut negara kebangsaanku yaitu berkumpulnya semua fans-fans idol Korea alias Kpopers Garut tea gening hehe. Saat itu aku
datang bersama Teman sekawan perKpopanku Eka Ayu sahara, Windi Silviani, dan
juga Yinsi Novianti. Guyssss kalian ingat saat dulu kah?? Hehe. Ya kami nonton
dance cover bersama, dan kemudian Aku, Windi, dan Yinsi mengenakan Hanbok untuk
pertama kalinya. Setelah itu, pada tahun 2015 karena aku kuliah di Bandung dan aku memutuskan untuk
memasuki Komunitas Korea di Bandung ‘HANSAMO’ dengan memasuki Kelas Tarian
Tradisional Korea. Setelah masuk kelas Tari, aku sangat dekat dengan Hanbok. Aku
kurang lebih sering Tampil di acara-acara Korea di Bandung dan pernah juga di
Jakarta menarikan Tarian Tradisional Korea yang pastinya dengan mengenakan
Hanbok. Setelah dari itu, aku lumayan familiar dengan pakaian ini sampai pada
akhirnya aku merasakan bagaimana saat mengenakan Pakaian ini di Negaranya
sendiri. Sungguh menakjubkan karena perjalanan untuk bertemu dengan Hanbok in
Korea ini benar-benar panjang hehe.
Akhirnya
setelah selesai berjan-jalan, kami kembali ke asrama dan makan malam. Hah hari
ini sangat berkesan, bertemu orang-orang baru, suasana baru dan benar-benar
pengalaman yang berharga. Seperti biasa aku segera membersihkan diri dan
chating dengan teman baru ku disana yaitu Haneul Eonni dan Daehan. *TO BE
CONTINUE......
No comments:
Post a Comment