Pertama-tama aku rasa sudah lama
tidak menulis di blog, ya aku bukannya so sibuk atau gak ada waktu buat
nulis disini hehe tapi memang akhir-akhir ini selama 4 bulan terakhir aku tidak
begitu banyak menghabiskan waktu menulis. Ya aku baru selesai magang
dan liburan semester hehe. Tapi sejujurnya ada banyak tulisan yang aku tuangkan
selama beberapa bulan terakhir ini, namun saja aku tidak sempat untuk
memposting di blogku karena yahh biasa lah malas selalu datang menghampiriku
dan menjadi musuh dalam selimutku (apasih). Hari ini aku akan memposting salah
satu pengalaman berharga ku yang sayang jika hanya aku simpan dalam memori ini.
Yaa walaupun sebenarnya pengalaman ini sudah lama dan aku juga menulisnya sudah
sangat lama namun tak apa aku hanya ingin berbagi pengalaman yang pernah aku
dapatkan saja selama melaksanakan kegiatan tersebut. Hehe Leggooo!
16 Agustus 2016
Flashback...
Hari
ini tanggal 2 Agustus 2016, aku dan ke-7 temanku perwakilan dari Universitas
Pasundan (Teh Rara, Kak Jeane, Kang Harris, Aldrea, Kang Rihad, Nuy, dan Shima)
akan berangkat ke Pangalengan, Kabupaten Bandung untuk melakukan kegiatan bakti
sosial selama 10 hari di sana. Sebenarnya kami tidak hanya ber-8 saja, ada
sekelompok lain yang akan menemani kami selama kegiatan disana, hmm lebih
tepatnya sebenarnya kami lah yang akan menemani sekelompok dari mereka dalam
berbagai kegiatan nanti. Ya, mereka adalah 25 Mahasiswa dari Chonbuk National University Korea
selatan yang akan melakukan kegiatan bakti sosial di Pangalengan yang sudah
menjadi kegiatan rutin setiap tahun sejak 2011 lalu. Untuk tahun ini, Chonbuk
bekerja sama dengan Universitas kami yaitu Universitas Pasundan dalam program
tersebut sehingga ditunjuk lah 8 mahasiswa ini untuk ikut serta dalam kegiatan
Volunteer tersebut. Kegiatan ini adalah kali kedua nya Chonbuk mengirimkan
mahasiswanya bersama mahasiswa Unpas dalam kegiatan bakti sosial di
Pangalengan. Sebelumya, pada Januari 2016, mahasiswa dari kedua Universitas ini
juga sudah melakukan kegiatan yang sama. Hal ini sebagai perwujudan kerja sama
dari kedua universitas yang akan terus terjalin sampai 2020 mendatang.
|
Perwakilan mahasiswa UNPAS dari kiri (Rara, Shima, Marlinda, Jeane, Rihad, Nuy, Harris,Raka) |
Kami
ber-6 pergi ke Pangalengan terlebih dahulu dengan menggunakan mobil yang
disediakan oleh kampus kami, sedangkan 2 lainnya Kang Harris dan Aldrea pergi
ke Bandara Soekarno Hatta bersama pa Dadang Bainur selaku pembimbing kami dari
tim Unpas untuk menjemput rombongan dari Korea yang dijadwalkan datang pada
sore hari. Akhirnya kami berangkat menuju Pangalengan dan sampai disana dengan
selamat. Ini kali pertamanya aku datang ke Pangalengan, pemandangannya sama
seperti di tanah kelahiranku Garut tercintahh, namun cuacanya lebih dingin dari
yang aku kira. Kami sampai di tempat yang mana akan menjadi tempat tinggal kami
selama 10 hari mendatang. Kami tinggal di Villa Malabar yang terletak di
tengah-tengah perkebunan teh Malabar yang sejuk dan hijau subur. Aku sangat
takjub melihat pemandangan saat hendak menuju ke tempat ini, aku seperti berada
di film ‘Petualangan Sherina’ jaman dulu yang memasuki perkebunan teh itu wkwk.
Aku tidak menyangka ternyata di tengah-tengan perkebunan teh ini ada kehidupan
yang terletak di Villa tersebut bahkan jika kita terus berjalan di daerah itu,
kita akan menemukan perkampungan rumah penduduk di sekitar Villa yang dikelilingi
perkebunan teh nan indah. Villa Malabar ini adalah peninggalan sejarah ‘Bosscha’
seorang berkebangsaan Belanda yang pernah tinggal di Indonesia dan juga wafat
di Indonesia. Yap, ini adalah tempat bersejarah bagi orang-orang Belanda karena
keturunan bangsa nya mencetak sejarah disini, makannya jika dilihat secara
teliti Villa ini sangat kental dengan gaya Belanda dan barang-barang disini
juga antik banyak asli peninggalan zaman Belanda. Maka tidak heran banyak
wisatawan luar negeri terutama dari Belanda sengaja datang ke Villa Malabar ini
untuk mengenang dan berziarah ke makam Bosscha yang terletak di perkebunan
Malabar ini.
|
Pemandangan dari dalam kamar |
|
Pemandangan dalam kamar |
Setelah
sampai di Villa, kami segera memasuki kamar yang akan menjadi tempat tinggal
kami selama 10 hari ke depan. Pemandangan yang indah kami nikmati dari jendela
kamar karena menghadap langsung ke perkebunan teh dan bukit-bukit indah yang terlihat seperti taman
telletubies haha. Akhirnya kami istirahat sambil menikmati keindahan alam bumi
Pangalengan indah nan subur ini. Malam pun telah tiba, sekitar pukul 12 malam,
kami mendengar suara gemuruh dari luar sana dan benar saja rombongan mahasiswa
dari Korea sudah datang. Kami keluar sebentar untuk menyapa dan kembali tidur
di kamar yang sangat sangat sangat sangat dingin pada malam itu, suhunya
sekitar 13 derajat celsius ihiiiiih.
Ke-esokan
hari nya, tanggal 3 Agustus 2016, kami dijadwalkan bangun setiap hari pada
pukul 6.00 pagi dan langsung menuju ke halaman villa untuk melakukan olahraga
pagi. Akhirnya untuk pertama kalinya kami ke-8 mahasiswa Indonesia dan 25
mahasiswa Korea bertemu untuk melakukan olahraga bersama dan berkenalan
masing-masing. Olahraga pertama di pandu oleh tim leader Korea Kim Seong Il
dengan olahraga gaya militer dengan ekspresi muka terlihat masih mengantuk dan
rambut belakang yang rancung ke atas karena belum cuci muka wkwk dan olahraga
kedua yaitu poco-poco yang dipimpin oleh Kang haris dan Aldrea dari tim kami. Setelah
olahraga, kami bermain Game sambil memperkenalkan diri satu sama lain.
|
Olahraga bersama di pagi hari |
Sebenarnya disini ada sosok-sosok yang sudah tidak asing lagi di mataku, ya
saat kami di Korea, kami pernah bertemu
dan ngobrol banyak untuk rencana kegiatan ini. Sosok yang tidak asing tersebut
adalah Go Ami eonni, Unseok, Narm Ho, dan Seong il. Setelah bermain lama kami
kembali ke kamar untuk bersiap-siap sarapan dan pergi ke acara pembukaan di
Situ Cileunca bersama Bupati Kabupaten Bandung, bapak Dadang. Sebelum kami
berangkat, kami berbaris terlebih dahulu untuk pembagian tim yang masing masing
berjumlah 5 orang mahasiswa Korea, dan 2 orang Mahasiswa Indonesia. Tim terdiri
dari Art Team, Music Team, Korean Language Team, Taekwondo Team, and Nurse Team. Dalam
penentuan anggota, setiap tim akan menampilkan apa yang dilakukan oleh
masing-masing tim kemudian kami para mahasiswa Indonesia akan memilih tim yang
kita mau. Dalam proses pemilihan ini, aku memilih tim Bahasa Korea bersama
bapak Leader Kim Seong Il, Lee Jiyeon, Park Daeun, Kim Seol Hee, Baek Jeongwon
dan teman Indonesiaku Al. Saat pemilihan tim ini berasa lagi shooting Running Man guys wkwk. Yupp tim sudah
terbentuk, kini saat nya kami pergi ke acara pembukaan di Situ Cileunca.
|
Persiapan sebelum berangkat ke situ Cileunca |
|
Korean Language Team (Depan: Baek Jeong won, Kiri: Lee Jiyeon eonni, Kiri kedua: Kim Seolhee, Belakang: Kim Seong il oppa, Kedua dari kanan: Aldrea, Kanan: Park Daeun) |
Acara
pembukaanpun di mulai dengan sangat meriah, kami disambut dengan meriah oleh
panitia dan banyak juga para pejabat yang hadir pada saat itu. Jujur saja
menurut ku ini adalah acara penyambutan termeriah dan terhormat selama aku jadi
mahasiswa di negaraku sendiri wkwk. Aku tahu karakter masyarakat kita memang
seperti itu, kita sebagai pribumi harus menghormati tamu (orang luar) dan kita
harus mendahulukan tamu terlebih dahulu daripada kita sebagai pribumi (if you understand what i mean). Oke
lanjut, kami duduk dan menikmati proses yang berlangsung. Banyak penampilan
tarian jaipong, angklung, bahkan penampilan Debus yang membuat aku mual dengan
melihat adegan-adegan ekstreem, yang special yaitu adanya penampilan lagu Ost
DOTS yang menjadi favorit drama of this years dengan diiringi alunan angklung.
Semua orang yang datang juga diberi angklung satu persatu dan memainkannya
bersama. Mahasiswa Korea sangat menikmati permainan angklung yang sangat
istimewa ini
|
Opening ceremony oleh Rektor Universitas Pasundan dan Bupati Kabupaten Bandung di Situ Cileunca |
|
Suasana acara pembukaan bersama Pesona Indonesia |
|
Penampilan angklung dari Indonesia |
|
Bersama Profesor Choi Won Gyu |
|
Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung |
|
Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung |
Keesokan
hari nya dari tanggal 4 Agustus 2016 kami memulai rangkaian kegiatan kami
sebagai volunteer disini. Setiap tim punya tugas dan misi masing-masing (pokoknya mirp Running Man lah wkwk). karena aku adalah
bagian dari tim Bahasa Korea jadi aku akan banyak membahas tentang kegiatan di
tim kami. Senin-sabtu Tugas kami sebagai tim bahasa Korea adalah mengajarkan
tentang bahasa Korea ke sekolah-sekolah yang sudah ditentukan. Sekolah yang
kami datangi yaitu SD Sukamah, SD Sukarillah, dan SMPN 1 Malabar. Kami mengajar
di sekolah secara bergantian dengan tim lain setiap hari yang dimulai pukul
09.00 hingga 12.00 kemudian lanjut dengan kegiatan bakti sosial pada jam 14.00
– 16.00 sore bersama anak-anak di sosial walfare. Kemudian setiap malam kami selalu berkumpul
di meeting room setiap pukul 07.00
malam untuk membahas hal-hal yang terjadi dan rencana untuk kegiatan
selanjutnya. Setiap malam selalu ada kuis yang diberikan oleh prof Choi Won Gyu
dan Mr. Lee kepada kami dan biasanya pemenang akan diumumkan pada esok hari dan
pemenang pertama mendapat uang tunai 100 ribu rupiah. (Sesuai dengan realitas
di drama, Orang Korea biasanya sering bermain game saat berkumpul bersama
teman-teman. Disini juga kami sering bermain game dan mendapat keuntungan
lebih).
|
Korean Language Team sedang mengajar di SMP 1 Malabar |
|
Foto bersama dengan para siswa SMP 1 Malabar |
|
Korean Language Team sedang mengajar di SMP 1 Malabar |
|
Korean Language Team sedang mengajar di SDN Sukamanah |
|
Tim Musik berfoto bersama dengan siswa di SMP 1 Malabar |
|
Bermain game di SMP 1 Malabar |
|
Membuat bendera Korea (Taegeukki) di Sosial Walfare Center |
|
Membuat bendera Korea (Taegeukki) di Sosial Walfare Center |
|
Korean Language Team sedang mengajar di SDN Sukamanah |
|
Korean Language Team (Agustus 2016) |
Pada hari
Sabtu 6 Agustus 2016, kami ditugaskan untuk misi selanjutnya. Kami akan
melakukan Home visit (mengunjungi
rumah-rumah warga yang kurang mampu, mengetahui bagaimana kehidupannya, dan
memberikan beberapa sembako). Kemudian kami juga melakukan Home stay di rumah warga sekitar dan misi kami adalah merasakan
bagaimana kehidupan orang Indonesia khususnya Pangalengan di kehidupan
sehari-hari nya. Kami dibentuk menjadi beberapa tim lagi, aku satu tim dengan
Ji yeon eonni dan So hee (dedek bungsu tim yang lahir 1997). Aku bermalam di
sebuah rumah yang bagus dan terbilang nyaman lah ehehe. Kami bertemu dengan
keluarga yang akan menjadi keluarga angkat kami selama satu malam ini dan
berbicara banyak dengan beliau. Aah pengalaman yang sangat menyentuh sekali
adalah saat home stay ini, orang tua angkat kami adalah pengusaha sayuran
wortel sehingga setiap malam beliau bekerja membersihkan beberapa ratus
kilo wortel yang akan didistribusikan ke
pasar pada esok hari. Kami juga mencoba membantu orang tua kami membersihkan
wortel. Ini pertama kalinya aku melihat Gunung wortel yang menumpuk untuk
dibersihkan yang kurang lebih ada untuk 1 bak truk.
|
Home stay (Ket: Jiyeon Eonni & Seohee ingin mencoba mengenakan hijab hehe) |
|
Home stay |
|
Jalan-jalan di sekeliling rumah warga |
|
Foto bersama anak-anak di Pangalengan |
|
Foto bersama warga sekitar |
|
Jajan baso |
|
Hijaber team hehe |
|
Jiyeon eonni sedang membersihkan wortel |
|
Seohee sedang membersihkan wortel |
Ada yang unik, aku kira kami
akan membersihkan wortel dengan membersihkannya satu persatu, ah pikiranku
sempit sekali, ternyata tidak, tumpukan wortel yang akan dibersihkan dimasukan
kedalam jaring kemudian di ayak dengan air dan siap di pilah untuk hasil
terbaik. Dengan kegiatan ini, aku menjadi lebih dekat dengan anggota tim ku
sendiri, sebelum tidur kami berbicara banyak, bahkan berbicara banyak sampai
kami terlelap dan sampai kami bangun lagi esok hari. Rumah yang kami tinggali
ini sangat dekat dengan mesjid, sehingga setiap waktu solat tiba, adzan selalu
berkumandang dan membuat kedua teman yang menjadi room mate ku ini penasaran
setengah mati dan merasa aneh mendengar hal-hal yang terdengar asing di telinga
mereka. Ya mereka selalu bertanya mengenai agamaku dan segalanya yang berkaitan
dengan agamaku sehingga seketika aku banyak berceramah kepada orang yang sama
sekali tidak faham tentang agamaku. Aku senang bisa menceritakan kebaikan dalam
islam kepada mereka, namun aku juga merasa sedih dan memebenci diriku sendiri
yang tidak terlalu menguasai ilmu islam yang sudah menjadi pedoman hidupku
selama ini. Seketika aku ingin memperdalam ilmu agama sehingga dapat dengan
leluasa membagikan pengetahuanku pada teman-temanku ini.
Tidak hanya
itu, esok pagi nya kami juga pergi makan bersama di tengah perkebunan teh pada
pukul 07.00 pagi bersama dengan tim lainnya yang tinggal satu daerah dengan
kami. Diantaranya tim kang Rihad yaitu Seong il oppa, Gyeong won oppa, Gyeong
tae oppa, Eunsang, Hyeji, Teh Mahda dan bersama keluarga kami. Kami juga tidak
lupa untuk berfoto ria dan bermain game bersama.
|
Sarapan bersama di tengah kebun teh |
|
Sarapan bersama di tengah kebun teh |
|
With Gyeong won oppa |
|
With Gyeongtae oppa |
Setelah melakukan home stay
kami kembali ke villa dan dijadwalkan untuk mengunjungi pasar minggu
pangalengan yang kurang lebih seperti car free day Dago lah ya hehe. Kami
berjalan-jalan dan menikmati suasana pasar, ada yang unik, mereka teman-teman
Korea banyak yang ingin mencoba hijab dan bahkan membelinya untuk di bawa ke
Korea sebagai kenang-kenangan. Aku sangat senang melihat mereka begitu respect
terhadap kebiasaan kami yang memakai hijab sebagai seorang muslim walaupun
banyak pro dan kontra saat mengenalkannya pada mereka.
|
Marlinda, Daeun, Seolhee, dan Raka di Pasar Minggu Pangalengan |
Setelah
berjalan-jalan di pasar Minggu, kami juga pergi berziarah mengunjungi makam
Bosscha yang menjadi tempat bersejarah disini, kami belajar banyak sejarah
disini. Setelah itu kami berangkat
menuju puncak yang selama ini kami impikan untuk berada disana. Ya
pemandangan nan jauh disana dari kaca
jendela kamar kami yang ingin kami tuju akhirnya sekarang kami akan berangkat
kesana, hehe yupp itu Gunung nini, entah bagaimana sejarahnya bisa sampai
dinamakan gunung nini yang pasti akan ada kejutan indah dari atas sana. Dan
benar saja, saat kami sampai di atas sana dengan mengendarai angkot melewati
jalanan perkebunan yang tandus dan berkelok-kelok pemandangan yang luar biasa
indah bisa kita lihat dari sini. Kita bisa melihat hamparan bumi pangalengan
disini dan juga lengkungan danau situ Cileunca yang terlihat indah disana. Kami
juga berfoto-foto untuk mengabadikan moment ini. Karena hari mulai sore, kami
kembali ke villa dan beristirahat.
|
Makam Bosscha |
|
Sejarah Bosscha |
|
Foto bersama di depan makam Bosscha |
|
Welcome to Puncak Gunung Nini |
|
Pemandangan Situ Cileunca dari puncak Gunung Nini |
Baiklah,
selama senin-kamis kami memiliki kegiatan yang sama dengan hari-hari sebelumnya
yaitu mengajar di sekolah-sekolah yang sudah ditentukan. Sampai pada hari
Jumat, 11 Agustus 2016 yang menjadi hari terakhir kami di Pangalengan. Kepala
desa dan jajarannya mengadakan pesta penutupan Kegiatan Bakti Sosial di
Pangalengan yang dihadiri oleh para siswa, guru, dan warga sekitar. Acara ini
dimeriahkan oleh pertunjukan seni dari tim kesenian di Pangalengan, siswa SD
dan juga tidak lupa mahasiswa CBNU yang menampilkan Tarian Kpop ‘Cheer Up’ dan
‘Uh ah’ dari Twice, penampilan Taekwondo, Penampilan Tarian Manuk dadali dari
Mahasiswa UNPAS, Menyanyikan lagu Halo-halo Bandung dan Arirang oleh Mahasiswa
Unpas dan CBNU, dan diakhiri dengan tarian poco-poco bersama. Wahh ini sangat
mengesankan! Kami sangat menikmati acara penutupan ini, kami seakan-akan hanyut
dalam tarian poco-poco yang sudah mendarah daging di kebiasaan pagi kami kkkkk.
|
Penampilan kesenian di kantor kelurahan Pangalengan |
|
Penampilan kesenian di kantor kelurahan Pangalengan |
|
Rehearsal sebelum penampilan untuk upacara penutuan |
|
Rehearsal sebelum penampilan untuk upacara penutuan |
|
Mahasiswa Menyanyikan lagu Halo-halo Bandung dan Arirang |
|
Mahasiswa Unpas menarikan lagu Manuk Dadali |
|
Tim Unpas |
Oh iya,
sebenarnya kami kedatangan anggota baru, yupp Raka, pada tanggal 6 Agustus dia
bergabung dengan tim Unpas khususnya timku Bahasa Korea untuk menggantikan
Aldrea karena Al akan berangkat ke Thailand untuk menjadi perwakilan dari
Fakultas Hukum belajar disana. Setelah acara penutupan di Kantor Kelurahan,
kami juga mengadakan acara penutupan di villa bersama Profesor dan teman-teman
lainnya, aku mendapat surat yang sangat menyentuh dan membuat hati ku merasa
sedih untuk meninggalkan Pangalengan ini. Keesokan hari nya, hari Jumat, kami meninggalkan
Pangalengan dan Berangkat menuju Bandung. Kami akan menghabiskan 3 hari di
Bandung.
Sebelum sampai di Unpas, kami berkunjung ke SMK yang dikelola oleh
bapak rektor di Padalarang dan disambut dengan meriah oleh para siswa dan guru
disana. Kami juga di jamu dengan berbagai hidangan khas Sunda yang tidak kalah
lezat. Kemudian kami juga berkunjung ke salah satu perusahaan Keramik di
Padalarang yang pemiliknya merupakan warga Korea. Kami mengobrol banyak dan
setelah selesai segera berangkat menuju kota Bandung.
|
Foto bersama di SMK MAHAPUTRA Kabupaten Bandung |
|
Bapak Rektor (kiri) dan Prof Choi (Kanan) sedang menyaksikan Tari Jaipong |
|
Berkunjung ke Perusahaan Korea di Padalarang |
Karena
sudah lelah, kami para wanita dijadwalkan untuk menginap di asrama kampus di
Unpas Setiabudi, dan para pria akan tinggal di Hotel Amaris. Namun, dengan
perundingan yang panjang, akhirnya semua mahasiswa Korea akan tinggal di Hotel
Amaris. Aku pun dan teman-teman
Indonesia lainnya kembali ke rumah masing-masing dan akan kembali meng
guide mereka pada esok hari. Ke esokan hari nya, Hari Sabtu, kita di jadwalkan
untuk menghadiri Seminar Internasional yang di adakan oleh Prodi Kesejahteraan
Sosial dengan pembicara dari berbagai universitas di Indonesia, Malaysia, dan
juga Korea Selatan. Kami datang bersama dan mengikuti acara seminar dengan
hikmat. Kami juga berkeliling-keliling dan bermain di sekitar kampus Unpas
Setiabudi (Lebih tepatnya sebenernya nyari Pokemon hehehe Go Go Pokemon Go).
|
Persiapan untuk memasuki Aula Otto Iskandar Dinata Unpas Setiabudi |
Hari
Minggu, kami akan mengunjungi Gunung Tangkuban Perahu, walaupun di Minggu pagi
ini cuaca agak mendung dan sepertinya rintik-rintik hujan sudah mulai turun,
namun kami tetap melanjutkan perjalanan. Ada masalah saat kami memasuki
Tangkuban Perahu, karena weekend tiket masuk kami selaku warga pribumi adalah
30.000 rupiah dan ternyata harga tersebut berbeda dengan harga masuk orang
asing/Turis. Ya jika tidak ada surat keterangan tinggal sementara, semua turis
yang datang kesini harus membayar biaya masuk sebesar 30.000 won alias 300.000
rupiah per orang. Wowww bisa dibayangkan dong 300.000 dikali 25 mahasiswa Korea
+ 2 dosen Korea, hmm ini angka yang tidak mudah sekalipun bagi mereka orang
Korea, ini merupakan uang yang lumayan besar. Dengan diskusi panjang akhirnya
biaya masuk tidak menjadi penghalang
bagi mereka untuk masuk. Profesor langsung mengeluarkan semua biaya dan kami
akhirnya masuk ke lokasi wisata Tangkuban Perahu. Whaa ini luar biasa walaupun
banyak mahasiswa yang kecewa dengan hal ini namun saat kita sampai ke puncak,
benar-benar kekecewaan itu dapat hilang tergantikan dengan pemandangan yang
indah. Walaupun tadi cuaca sangat tidak mendukung, namun saat kita sampai di
atas cuaca menjadi cerah seakan-akan kabut yang tadinya menghalangi pandangan
mata pergi menjauh untuk menampilkan keindahan alam vulkanik di bumi
parahyangan ini. Ya kami sangat menikmati pemandangan ini dengan seksama.
|
Taken by Park Daeun on Next photo |
|
Taken by Marlinda on before pic |
Setelah
puas berwisata di Tangkuban perahu, kami akan melanjutkan perjalanan dengan
mengunjungi Saung Angklung Udjo. Saat kami sampai kami langsung masuk ke Saung
Udjo untuk menikmati penampilan kesenian Angklung yang menjadi ciri khas tatar
Sunda. Dengan membayar sekitar 70.000 rupiah kita sudah dapat menikmati
pertunjukan dari awal hingga akhir dan berjoget bersama. Setelah menyelesaikan
pertunjukan kami akan pergi ke restoran yang akan menjadi tempat penutupan
kegiatan Volunteer ini. Yah, ini merupakan hari terakhir mereka berada di
Bandung dan besok mereka sudah akan kembali ke Korea. Kami makan bersama dan
meluapkan beberapa patah kata untuk salam perpisahan. Setelah penutupan kami
kembali ke Hotel dan beristirahat.
|
Foto bersama di Saung Angklung Udjo |
|
Menonton pertunjukan angklung di Saung Udjo | | |
| |
Foto bersama setelah Closing Ceremony |
Keesokan
harinya Senin, 15 Agustus 2016, kami akan berangkat ke Jakarta untuk mengantar
teman-teman dari CBNU ke bandara untuk kembali ke negeri Ginseng disana.
Pagi-pagi kami berangkat dari Bandung menuju Jakarta, namun sebelum menuju ke
Jakarta kami akan mengunjungi salah satu perusahaan Korea di Purwakarta
terlebih dahulu. Kami pun menuju Purwakarta dan mengunjungi perusahaan besar
tersebut. Yah ini pengalaman kami bersama mengunjungi salah satu industri besar
yang ada di Purwakarta.
|
Para volunteer bertemu dengan direktur PT. Snogen Indonesia |
|
Mengunjungi PT. Win Textil Indonesia |
Kami dibawa untuk melihat sekeliling pabrik tersebut
dan mendengarkan penjelasan si bapak dari perusahaan tersebut daan tentu saja
dengan bahasa Korea. Hmmm inilah, disinilah, aku mulai memikirkan suatu hal.
Aku siapa? Aku dimana? Kenapa begini? Ya ini sebenarnya membuat aku merasa
sedih dan juga tertekan dengan kenyataan yang terjadi hehe. Apakah aku sedang berada
di Korea? Tidak, aku sekarang sedang berada di tanah airku tercinta, di tatar
Sunda tercinta yang sudah menjadi tanah kelahiranku dan kehidupanku selama 19
tahun ini. Tapi, kenapa rasanya aku seperti berada di tempat yang asing dan
benar-benar tidak aku kenal sama sekali. Kenapa semuanya seperti ini, aku sama
sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, ini di Indonesia, tapi mereka
semua berbicara bahasa Korea yang sebagian kalimatnya tidak aku fahami. Ya aku mengerti,
aku berada diantara mereka yang tinggal di negaraku, namun yang membuatku sedih
adalah aku seperti dibodohi oleh ketidak mengertianku terhadap budaya mereka.
Hal ini tidak bisa dihindari, karena memang sudah terlanjur seperti ini, mereka
yang memiliki inovasi dan mencoba berinvestasi di negeri ini juga tidak salah
karena mereka memang memanfaatkan peluang bisnis untuk kemajuan mereka juga.
Aku juga tidak menyalahkan negeriku sendiri yang bisa-bisanya dimanfaatkan oleh
orang asing untuk kepentingan mereka karena memang beginilah keadaan negeri
kita yang sedang berkembang ini. Aku tidak bisa menghentikan arus yang sudah
mengalir deras ini, hanya saja aku hanya bisa mengambil hikmah dan pelajaran
dari semua ini. Karena kita tidak mungkin mengusir orang-orang asing yang
menguasai Indonesia, maka sebagai gantinya adalah pelajari lah budaya mereka
dan lakukan hal yang sama di negara mereka. Ini nyata, ini adalah bentuk dari
pemikiranku selama aku mulai mempelajari beberapa bahasa dan budaya asing. Dari
pengalaman ini saja, aku yang belum begitu lancar berbahasa Korea hanya bisa
mendengarkan apa yang mereka bicarakan dan menebak makna kata yang aku kenal
saja, coba saja jika aku dapat memahami bahasa mereka dengan baik, setidaknya
aku akan memahami apa yang mereka bicarakan dan tidak dibodohi oleh kebutaanku
terhadap bahasa mereka. Sebenarnya ini sangat serius, banyak orang beranggapan
bahwa ‘untuk apa mempelajari budaya
asing? Kalian tidak cinta budaya sendiri’ jujur saja, aku sangat membenci
kalimat ini, orang yang beranggapan seperti ini adalah orang yang berfikiran
negatif dan sempit. Budaya sendiri? Jelaslah itu mah ngga harus dipelajari
secara formal karena memang sehari-hari kita hidup dalam budaya dan kebiasaan
negara kita sendiri yang sudah melekat dalam jiwa. Sebelum mempelajari budaya
asing pun, sebagai warga negara yang hidup sejak lahir di Tanah air tercinta
tentu saja sudah mempelajarinya. Maka dari itu, untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan baru, kita sebagai manusia yang hanya diberikan kesempatan hidup
hanya sekali haruslah membuka hati dan fikiran untuk melihat dunia yang begitu
luas. Tuhan memerintahkan kita sebagai manusia untuk selalu belajar, maka
belajar apapun itu selama dalam menghasilkan kebaikan dan manfaat yang baik,
itu tidak diharamkan. Kunci dari semuanya adalah berfikirlah positif akan suatu
hal, segala sesuatu yang kita ingin lakukan, pasti ada positif dan negatif.
Dari ini kita belajar membedakan mana yang baik untuk kita dan buruk untuk
kita, setelah itu ambillah sisi positif untuk kemajuan diri kita dan buangah
sisi negatif agar tidak menghambat kemajuan diri kita. Yang masih beranggapan
bahwa mempelajari budaya asing tidak mencintai negara sendiri adalah bagian
negatif yang harus dibuang, karena sebenarnya saat kita mempelajari budaya
terutama bahasa asing, kita bisa saja menyelamatkan bangsa kita sendiri.
Bayangkan saja jika kita tidak mengerti bahasa mereka, dan mereka berbicara
dengan bahasa mereka di negeri kita ini, apa akibatnya? Bisa saja kita dibodohi
oleh sekumpulan dari mereka. Wahhh panjang yah pemirsa, ini hanya sekilas
unek-unek yang ingin penulis curahkan hehehe tidak bertujuan untuk menyinggung pihak
manapun, hanya sekedar untuk kesadaran pribadi.
Lanjut
cerita, setelah mengunjungi perusahaan Korea, kami segera melanjutkan
perjalanan menuju Bandara. Eits sebelum ke bandara, kami semua dijadwalkan
untuk mengunjungi Kota Tua terlebih dahulu. Setelah sampai di kota tua, kami
berjalan-jalan dan bersenang-senang bersama sampai matahari terbenam.
|
With Gyeongwon oppa, Seolhee, kak Jeane, Minseong oppa, Do yeong oppa, Daeun di Cafe Batavia Kota Tua Jakarta |
|
Setelah
mengunjungi kota tua, kami semua menuju bandara karena pesawat yang akan
membawa mereka akan berangkat pukul 10.00 malam. Kami pun segera berangkat
menuju bandara. Setelah sampai disana, isak tangis pun mewarnai perpisahan
kami, kami saling berpelukan dan mengucapkan selamat tinggal untuk salam
perpisahan. Sejujurnya ini moment yang sangat mengharukan bagi kami semua.
Selama 2 minggu terakhir kami bersama, pertama kali bertemu kami masih canggung
satu sama lain, namun seiring berjalannya waktu kami mulai dekat dan akrab satu
sama lain. Bahkan kami sudah seperti BFF dan melewati suka duka bersama. Kami
sudah sangat dekat, terutama dengan tim Korean Language Daeun dan Seol hee. Ahh
Cinguyaaa annyeong~~...! akhirnya setelah salam perpisahan, mereka memasuki
bandara begitupun kami, mahasiswa Indonesia kembali memasuki bis untuk kembali
ke Bandung. Bis pun mulai melaju meninggalkan bandara dan kembali ke tempat
kami berasal.
|
Perjalanan menuju bahdara Soekarno-Hatta |
|
Perjalanan menuju bandara Soekarno-Hatta |
|
Take picture together with my team before say good bye |
Begitulah kurang lebih proses kegiatan bakti
sosial antara Universitas Pasundan dengan Universitas Chonbuk Korea di
Pangalengan selama 2 Minggu dari tanggal 2-15 Agustus 2016. Sebenarnya, ini merupakan
cerita secara garis besar, selain itu, banyak hal kecil yang menjadi menarik
yang tersisip dalam kisah selama 2 minggu ini. Hehe yapp tidak haya sebagai
volunteer yang selalu melakukan kegiatan
secara terperinci setiap hari, ada juga kisah-kisah persahabatan, kebencian,
dan tentu saja love story dongs wkwkk oke next haha.
.
.
EPILOGUE
"Sejak
pertama kali pembagian tim, aku mulai mengenali anggota tim ku satu persatu.
Sebenarnya aku sudah kenal nengan Ami eonni saat masih di Korea, bahkan kami
sering chatting setelahnya. Tadinya aku akan memilih tim bersama Ami eonni
namun aku ingin masuk di tim musik karena terlihat menyenangkan. Walaupun pada
akhirnya aku masuk di tim Bahasa Korea. Di Tim Bahasa Korea, aku sudah mengenal
Seong il oppa sebagai leader tim karena sudah pernah bertemu di Korea, dia
terlihat sangat cuek. Aku pun mulai beradaptasi dengan timku. Pertama-tama kami
sangat canggung bahkan ada salah satu anggota tim yang terlihat jutek dan
terasa sangat canggung. Ya, dia adalah Park Daeun, dalam tim bahasa Korea, nama
yang selalu aku ingat adalah Daeun karena dia terlihat sangat jutek dan terus
menatapku dengan tajam. Sekali nya dia bertanya kepadaku, dia banyak menanyakan
tentang masalah pribadi kepada ku seperti “Do you have boyfriend?” wkwk.
|
With Ami Eonni ar Situ Cileunca, Pangalengan |
|
With Seong il oppa, Leader team |
|
With Daeun and Seol hee |
|
With Jiyeon eonni |
|
With Seol hee |
|
With Jeongwon and Kak Jeane |
Setelah
Daeun, orang yang selalu ku ingat adalah Jiyeon eonni, aku selalu mengingatnya
karena dia yang sering berbicara kepada ku dan bahasa Inggrisnya sangat bagus
sehingga aku juga mudah beradaptasi dengannya. Dia sangat memperhatikanku dan
menganggapku seperti adik perempuannya, dia sangat penyayang dan juga pintar.
Jika kami berbicara, dia selalu respect terhadap apa yang aku katakan.
Selanjutnya, yang aku ingat namanya adalah Seol hee, ahh teman yang satu ini,
aku benar-benar sangat merindukannya. Dia adalah orang yang sangat peduli
kepadaku, dia selalu berjalan bersamaku, jika yang lain sudah berjalan terlebih
dahulu, dia lah yang setia menungguku dan memperhatikanku. Kemudian,
selanjutnya adalah Jeong won, dia sangat berbeda dengan apa yang saat aku
pikirkan pertama kali, dia berusia beberapa bulan di bawahku namun dia tumbuh
dengan sangat baik bahkan dia tumbuh lebih dari gadis seusianya hehe.
Saat
pertama bertemu, wajar saja jika aku mempunyai penilaian pertama kepada mereka
karena kita pasti mempersepsi kesan pertama saat bertemu dengan mereka. Namun,
taukah anda bahwa prasangka burukku tentang mereka mula error haha Daeun yang aku fikir dia akan menakutkan ternyata sangat
baik, bahkan dia adalah salah satu teman yang sangat dekat denganku, ahh
bogosipda chinguyaa~~~ dia 8 bulan lebih muda dari ku karena dia kelahiran
1997, namun dia tidak mau dipanggil Dongsaeng, dia ingin seumuran denganku wkwk
maka dengan itu kami bertiga aku, Daeun, dan Seolhee menjalin persahabatan dan
saling berbagi pengalaman dan rahasia. Terutama masalah cowok eahh...
|
with Park Daeun at Ngopdoel Setiabudi |
|
Kenang kenangan pinkeu |
Selain
itu, team leader kita juga setelah kami semakin dekat, whaah dia benar-benar
bertolak belakang dengan ekspektasiku sebelumnya, sejujurnya oppa yang satu ini
bisa lebih gila dari kami para cewe haha yupp crazy man.
Kalo
masalah cowok, kami tim Indonesia dan juga mereka tim Korea sudah memilih siapa
saja yang paling tampan menurut kami. Haha ini sebenarnya hanya bercanda, tapi
kadang baper, tapi kadang juga ngakak, tapi kadang juga .... ah pokoknya
gitulah kaya ada manis-manisnya gitu kalo inget kenangan itu kkkkk But I Enjoy that Moment, the best moment and the best experience in life. Cowok tampan menurutku disini adalah Do Yeong Oppa, dia pendiam tapi
cool dan benar-benar tampan kkkkkk. Banyak moment yang hampir tidak bisa ku
lupakan bersama oppa hahaha aduh aduuh mulai dari Percakapan pertama kami di
angkot, dia bertanya dengan malu-malu apakah aku bisa mengendarai motor,
Mendengarkan musik, Nonton film ‘Sing Street’ sembunyi-sembunyi jam 12 malem
bersama sampe ditinggal nonton berdua di ruang meeting. Duduk berdua di Bis
saat kembali ke Bandung, berkeliling di kampus Unpas Setiabudi, Jalan-jalan di
Jakarta, sampe yang bikin baper saat seminar di kampus ia memanggil namaku dan
menunjukan Handphone nya bahwa foto yang aku upload di Facebook terlihat bagus
(padahal aku tidak berteman dengannya) ternyata dia mencari namaku di facebook
nya, uhhhh senangnya dalam hati (love love) hahaha. Tapi sanyangnya.....dia
sudah punya pacar, 6 tahun vroh kkkkkk. (Just kidding oppa! hehe)
|
With Doyeong oppa |
Kami, tim
Indonesia sebenarnya lebih dekat dengan oppa-oppa nya daripada teman-teman
perempuan. Dikarenakan kamar kami dekat dengan kamar para oppa, jadi kami
sering menghabiskan waktu malam dengan nongkrong bersama di depan kamar hingga
tengah malam, kami selalu mendengarkan musik bersama dan menyanyi bersama. Kami
juga bersdiskusi dan sharing informasi tentang ilmu pengetahuan, agama, budaya
dan sebagainya. Hal yang paling aku rindukan memanglah saat berkumpul seperti
ini, kami selalu bercanda bersama dan berbagi makanan hehe. Drama lainnya Sebenarnya
aku diberi nama Korea oleh JK yaitu Kang Minju, dalam silsilah ini, aku di
adopsi oleh keluarga Kang dan memiliki oppa bernama Kang Min Seong. Kang
Minseong oppa dan kang Minju resmi menjadi saudara sejak hari itu hahaha. Selain
aku, love story juga terjadi dalam grup lain, teman-teman Indonesia ku juga
memiliki tambatan hati yang menarik untuk menjadi penyemangat selama melakukan
kegiatan di Pangalengan.
|
With my brother, Kang Minseong Oppa |
|
Like brother, like sister (same sunglasses) |
Jujur saja
kami sangat dekat, sampai sekarang kami masih selalu berhubungan melalui chat
ataupun video call di kakao talk. Aku
tidak menyangka hubungan kami akan sedekat ini, mereka sudah seperti keluarga
ku sendiri. Walaupun kami berbeda dari berbagai hal, namun kami saling
menghormati satu sama lain dan menjadikan sebagai pengalaman baru dalam hidup.
Aku bersyukur bisa bertemu dan mengenal mereka, terutama teman-teman timku. Aku
mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman yang berharga yang tidak dapat di
alami setiap orang dan belum tentu akan aku alami lagi dalam hidupku. Aku sangat
berterima kasih kepada Unpas dan CBNU yang telah memberikan kesempatan kepadaku
untuk mengenal orang-orang yang luar biasa melalui kegiatan ini. Ini adalah
masa muda ku, masa muda yang jujur saja sangat sulit untuk menetukan pilihan
jalan hidupku. Namun sesulit apapun, aku tidak ingin menyia-nyiakan masa muda
ku ini, aku ingin terus berjalan menuju akhir yang tidak aku ketahui sama
sekali seperti apa. Aku hanya pasrah kepada Tuhan, dan berusaha semampuku dalam
pilihan hidupku ini. Aku menginginkan yang terbaik untuk di masa depan dan
menikmati keindahan selama berjalan dalam jalan hidup ini. Aku ingin mewarnai
perjalanan hidupku dengan pengalaman yang bermakna yang akan mewarnai hidupku
sampai di akhir. Karena, segala sesuatu yang kita lakukan tidak akan pernah
sia-sia. You Only Live Once, warnai
hidup dengan hal-hal yang kamu inginkan dan bermanfaat untuk hidupmu.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Terima
kasih untuk teman-teman seperjuangan Korean Language Team (Kim Seong il oppa,
Lee Ji Yeon eonni, Park Daeun, Kim Seol Hee, Baek Jeong Won, Aldrea Praba, Raka
Perkasa) dan semuanya Kim Gyeong Won Oppa, Choi Do Yeong oppa, Jeong Un Seok
Oppa, Kang Minseong Oppa, Kim Jeongyun, Kim Narm Ho oppa, Kang Donggun, Kang Hyeji eonni, Kim Seohee,
Kim Jaeop oppa, Kim Pyeonghwa, Kim Handeul eonni, Kim Taehee eonni, Park
Sanghyeon, Park Seonhee eonni, Park Jeongkyeon eonni, Lee Sangeun, Yang Seyeon,
Lim Kyungtae, Kak Jeane Aryandani, Teh Dyah Rara Ayu Pandanwangi, Nurfitriani,
Shima Giovanni, Kang Harris, dan Kang Rihad Aulia Rahman. Thank you for our
beautiful story Guys!