Day 12
Rabu, 18 Mei 2016
Udara
di pagi ini terasa menggelitik dan memberikan sinyal untuk terlelap kembali. Aku
perlahan membuka mata dan mengumpulkan kesadaran yang belum terkumpul didalam
diriku. Kulihat jam menunjukan pukul 6.00 yah waktu Korea, jika di Indonesia
mungkin sekitar pukul 4.00 dan masih pagi sekali. Disini mentari sudah mulai
bersinar terang hingga menembus jendela kamar yang sudah hampir dua minggu ini
aku huni. Ya, hari ini aku agak sedikit malas untuk beraktivitas, entah kenapa
rasanya hatiku terasa berat untuk melewati hari ini. Ya, hari ini adalah hari
terakhir aku melakukan kegiatan di Universitas Chonbuk dan kota Jeonju. Ah berbicara
tentang terakhir, aku sangat tidak senang dan ingin rasanya waktu diatur
kembali pada saat aku berada disini. Ya aku merasa tidak semangat hari ini
karena aku merasa sedih atas pengalamanku sebentar lagi akan berakhir disini. Rasanya
aku ingin mengulur waktu sebanyak mungkin dan menikmati keindahan ini sekali
lagi. Aku tahu mungkin aku bersikap serakah seperti ini, Tuhan sudah memberikan
sesuatu yang sangat berharga kepadaku namun aku malah meminta lebih? Aku sadar,
ternyata beginilah manusia tidak pernah puas akan segala hal. Baiklah aku sudah
sadar bahwa aku harus sangat bersyukur atas nikmat ini, walaupun terasa sangat
singkat namun inilah yang harus kita ingat bahwa Tuhan maha kuasa ‘Nothing
Imposible’ jika Tuhan menghendaki maka segalanya akan terjadi. Kadang apa yang
terbaik menurut kita, belum tentu Tuhan menghendaki. Walaupun aku ingin
berlama-lama tinggal disini, namun Tuhan hanya menghendaki aku selama dua
minggu disini karena Tuhan mempunyai rencana lain yang sangat luar biasa dan
lebih baik dari yang aku harapkan. Aku sangat bersyukur, aku percaya Tuhan
mempunyai rencana terbaik dalam Takdir hidupku. Aku berserah diri kepada-Mu ya
Allah.
Baiklah,
hari ini juga adalah hari terakhir aku belajar bahasa Korea bersama Guk Eun
Yeong Ssaem. Aku segera membersihkan diri dan segera berangkat ke kelas. Kami belajar
banyak tentang Korea, kami diajarkan beberapa ilmu yang sangat bermanfaat untuk
kehidupan kami. Walaupun kami belajar singkat selama Satu Minggu namun ilmu
yang kami dapat sangatlah berharga. Jujur saja pengalamanku saat belajar bahasa
Korea disini sangat berbeda dengan saat aku belajar di Indonesia. Aku sangat
merasakan perbedaan itu, mungkin karena disini kami langsung mempraktekan dalam
kehidupan sehari-hari sedangkan di Indonesia kami hanya belajar di kelas dan
tidak terlalu banyak berlatih. Ya Practice
Make Perfect semuanya akan sempurna asalkan berlatih terus menerus. Setelah
selesai mengajar, kami akan mengadakan Snack
Party antara kami para siswa dan guru. Yupp Snack party atau pesta makanan ini adalah suatu bentuk kebiasaan
saat perpisahan antara Guru dan murid saat menyelesaikan proses mengajar di
Korea. Makanan ini biasanya dibawa oleh Guru dan nanti akan dikumpulkan untuk
dimakan bersama para siswa. Pesta makanan ini dilaksanakan pada saat akhir atau
selesai kelas. Guru dan murid semuanya berkumpul dan mengucapkan beberapa kata
setelah belajar. Sama halnya seperti kami, Guru Guk membawa banyak sekali
makanan ringan, kue, dan minuman soda. Akhirnya kami berkumpul dan membuka
makanan satu persatu kemudian dikumpulkan diatas plastik yang sudah dibuka.
Sambil
makan, kami sharing pengalaman satu sama lain dengan Guru dan mengobrol bersama.
Kami sangat menikmati makanan ini, dan tidak lupa juga untuk memberikan
kenang-kenangan kepada guru dari kami. Aku memerikan sebuah gantungan kunci
yang bertuliskan Indonesia dan memintanya untuk selalu mengingat Indonesia dan
kami tentunya. Suasana haru pun mulai terasa, kami berterima kasih kepada guru
Guk yang telah mengajari kami dengan teliti tentang bahasa Korea. Walaupun kami
kadang-kadang lambat dalam menangkap dan mengerti semua yang diajarkan, namun
beliau tetap tenang mengajari kami. Gamsahamnida
Guk Eun Yeong Sonsaengnim, Joneun Sonsaengnimeun Giokhalkaeyo daeume tto
mannayo! Indonesiaeso waseyo, Saranghamnida.....Terimakasih Guru.
|
With Guk Eun Yeong Sonsaengnim |
Setelah
makan, kami juga berfoto bersama untuk mengenang memory bersama guru kami di
kelas LEC Chonbuk National University.
|
Foto bersama saat kelas bahasa Korea selesai |
Setelah
perpisahan dengan sonsaengnim, kami kembali ke asrama dan kegiatan kami
selanjutnya yaitu ‘Watching Movie’. Waw my hobi nih nontoon! Yah kami diberikan
kesempatan untuk pergi ke bioskop dan menonton film disana. Kami akan pergi ke
LOTTE Cinema yang menayangkan film-film Korea dengan subtittle Inggris karena
khusus untuk Foreign (orang asing). Dengan
penuh semangat kami segera pergi ke tempat tujuan. Setelah sampai, kami
memasuki sebuah Department Store besar
di Kota Jeonju dan langsung menuju lantai 7. Sampai di lantai 7, kami bertemu
dengan orang-orang kulit putih kembaran Korea, awalnya aku kira mereka pribumi
tapi setelah mendengar mereka berbicara aku langsung tahu bahwa mereka adalah
warga Tiongkok. Ya, mereka sama seperti kami bergerombol bahkan lebih banyak
dari kami. Aku duduk di bangku yang sudah di sediakan sebelum memasuki bioskop.
Aku diberi Popcorn dan Cola oleh Song Yi untuk menemani saat menonton film. Semua
tiket dibelikan oleh Song Yi sehingga kami hanya duduk menunggu, oh iya Song yi
memandu kami sendirian tanpa ditemani Eunje karena Eunje ada ujian. Ternyata oh
ternyata, film Korea yang akan kami tonton, subtittle nya tidak langsung ada di
layar karena ada kesalahan teknis sehingga ada sebuah aplikasi yang akan
menayangkan subtittle di dalam handphone masing-masing. Kami juga diminta untuk
menginstalnya di Hp, namun karena memory Hp ku penuh aku tidak mendownloadnya.
|
Tiket nonton (Harga 7000 won atau Rp 85.000) |
Film
sebentar lagi akan tayang, kami semua memasuki Teater. Sebelum masuk aku
melihat dulu kursi yang akan aku duduki nanti, ah ternyata aku nonton di kursi
kedua dari belakang hmm enak lah. Sedang asik melihat tata letak kursi, aku
disapa oleh perempuan yang sepertinya lebih muda dari ku ‘Sorry how can i see my chair?’ dia bertanya bagaimana dia menemukan kursi
sesuai dengan yang dilayar, kemudian aku menjelaskan kepadanya dan kami juga
berkenalan. Dia bernama Zhiang, kemudian aku bertanya ‘Are you Chinese?’ ‘No, i’m Taiwan’ ooh ternyata dia orang Taiwan,
aku sangat sulit membedakannya hehe. Baiklah setelah itu kami segera masuk dan
mulai menonton film. Aku mencoba memahami film tersebut tanpa subtittle
but..hmm bukan buat so so an yah, tapi aku mau menguji sejauh mana kemampuanku
dalam mengerti bahasa Korea. Namun hasilnya ada yang ku pahami dan ada juga
yang tidak kupahami sehingga aku menggunakan Handphone Song yi untuk membaca
terjemaahan dalam bahasa Inggris.
|
Love, Lies Poster |
Film
yang kami tonton adalah “Love Lies” yang berkisah tentang Love triangle atau cinta segitiga. 'Love, Lies' merupakan
film yang mengusung genre saeguk (kerajaan) musical melodrama karya Park Heung Sik. Film ini dibintangi
oleh Han Hyo Joo, Chun Woo Hee dan Yoo Yeon Seok, bahkan mereka pernah
bermain di film yang sama tahun 2015 lalu di film The Beauty Inside. Film ini
berlatar bersetting pada saat penjajahan Jepang atas Korea di tahun 1940-an.
menceritaka dua orang sahabat bernama Jeong So Yool (Han Hyo Joo) dan Seo Yeon
Hee (Cheon Woo Hee), Jeong Soo Yeol merupakan seorang gisaeng memiliki impian
untuk bisa menyanyikan jeongga, lagu-lagu rakyat yang menjadi penghibur lapisan
atas masyarakat Korea. So Yool adalah putri seorang gisaeng terkenal yang juga
merupakan kepala sekolah gisaeng. Sementara Seo Yeon Hee tiba di sekolah
gisaeng setelah ia dijual oleh ayahnya. Tidak membutuhkan waktu lama bagi Yeon
Hee dan So Yool menjadi teman baik. Keduanya juga merupakan siswi paling pintar
di sekolah tersebut. Mereka berdua memiliki kegemaran yang sama, yaitu mereka
sangat menyukai lagu-lagu pop pada zaman tersebut. Tetapi walaupun mereka
menyukai lagu-lagu populer, mereka berjanji satu sama lain untuk tidak
meninggalkan jeongga. Kecantikan dan kepintaran So Yool membuatnya selalu
menjadi pusat perhatian dan ia menerima banyak sekali undangan dari orang-orang
penting, termasuk Kepala Polisi Jepang. Baiklah untuk lebih lanjutnya tonton
aja filmnya ya hehe.
Setelah
selesai nonton, kami dijadwalkan untuk Farewell Dinner bersama mahasiswa
Chonbuk yang pernah ke Indonesia dan akan ke Indonesia. Kami akhirnya segera
pergi ke tempat tujuan yaitu di sebuah restoran Korea yang kental akan ciri
tradisionalnya. Setelah sampai, kami segera masuk ke sebuah ruangan dan benar
saja kami sudah ditunggu oleh beberapa mahasiswa. Aku segera duduk di meja yang
sudah ada beberapa orang mahasiswa dan juga sudah terhidang makanan diatasnya. Meja
ini dikhususkan untuk mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan bakti sosial di
Pangalengan Agustus nanti. Aku duduk dengan Novi, Kang Haris. Sedangkan Mahasiswa
Korea nya yaitu Ami, Nam Ho, dan Unseok. Mereka lebih tua dariku, kecuali
Unseok yang lahir tahun 1995. Saat aku hendak berkenalan dengan mereka
tiba-tiba saja Ami Eonni langsung berbicara kepadaku ‘Hai i know you’ wahh aku terkejut kenapa dia bisa tahu namaku.
Kemudian Unseok juga mengatakan ‘We know,
You speak with Korean last time, Hangukmal jal haesseo’ aku tersenyum dan berterima
kasih karena mengingatku hehe. Kami kemudian makan bersama dan mengobrol
bersama. Kemudian setelah makan perwakilan dari kami menyampaikan beberapa
patah kata dan mendengarkan beberapa pidato dari prof. Choi. Setelah itu, kami
dipanggil satu persatu untuk diberikan sertifikat serta kenang-kenangan dari
CBNU. Ah suasana yang menyenangkan sekaligus mengharukan. Kami saling berterima
kasih satu sama lain, ini merpakan program kerja sama antara Universitas kami
dengan Universitas Chonbuk yang dilewati dengan baik selama 12 hari. Akhirnya
pada hari ini Rabu, 18 Mei 2016 ‘Feeling Korea Program between Pasundan
University Indonesia and Chonbuk National University South Korea are Finished’ Alhamdulillah
akhirnya kami melaksanakan kegiatan ini dengan lancar dan tanpa kendala apapun.
Terimakasih Miss Park, Prof Choi, Song Yi, Eunje, dan yang lainnya semoga kita
bisa bertemu lagi.
|
Narm, Harris, Novi, Marlinda, Go Ami |
Eits,
walaupun Feeling Korea secara resmi sudah selesai, namu cerita kami belum berakhir masih banyak waktu yang tersisa
sampai esok hari kami pulang ke Indonesia. Ya setelah selesai makan, kami
saling berbagi kontak Kakao Talk agar dapat berkomunikasi saat aku sudah pulang
ke Indonesia. Sebelum pulang ke asrama, kami berfoto bersama terlebih dahulu.
|
Foto bersama di depan restoran setelah Farewell Dinner |
Akhirnya
kami naik bis pulang bersama mahasiswa Chonbuk juga ke asrama. Setelah sampai
di asrama kami kemudian berpisah, Ami Eonni terlihat sangat ramah dan memintaku
untuk menghubunginya dan membantunya untuk perjalanannya ke Indonesia
Mendatang. Ami Eonni dan Namho akhirnya pulang. Saat perjalanan menuju ke
asrama, tiba-tiba ada seorang mahasiswa yang sebelumnya bermain futsal dengan
tim kami, dia ternyata tahu tentang Indonesia bahkan dia belajar tentang
Indonesia. Dan yang paling mengejutkan adalah dia langsung menyanyikan lagu
Halo-Halo Bandung dengan sangat lantang dan percaya diri. Waaw ini mah moment
langka namaya, aku terkejut dan merasa bangga karena mendengar dia menyayi Lagu
asal Jawa Barat ini. Terlihat sangat lucu dan membuat aku ingin terus
mendengarnya wkwk. Setelah selesai mendengar nyanyian merdu tadi aku langsung
ke asrama dan membersihkan diri.
Hari
sudah malam, aku membereskan barang-barang bawaanku agar di tata dengan rapi
untuk dimasukan kedalam koper. Kemudian Annisa mengajakku untuk pergi
jalan-jalan dengan Songyi keluar untuk menikmati malam terakhir di Jeonju. Aku pun
setuju dan hanya aku, Songyi, Annisa, Teh Garin dan Novi yang ikut keluar. Kami
berjalan dan merencanakan untuk makan Ayam di tempat yang pernah kami kunjungi
sebelumnya. Kami berjalan menyusuri jalan-jalan malam yang indah sambil
mengobrol. Kemudian kami langsung masuk ke restoran dan memesan ayam. Setelah ayam
datang kami menyantapnya dan mengobrol sambil tertawa berbagi berbagai
pengalaman yang menyenangkan. Tidak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 00.00
malam, kami pun memutuskan untuk pulang ke asrama. Awalnya Songyi ingin
mengajak kami pergi ke tempat Karaoke dan bernyanyi untuk perpisahan kami,
namun karena hari sudah malam dan kami harus bangun pagi besok, maka kami
putuskan untuk langsung pulang. Saat kami keluar dari restoran ayam, ternyata
semua toko-toko dan jalanan sangat sepi. Sudah lewat pukul 12, maka semua orang
akan menutup toko dan kembali ke rumah untuk beristirahat. Beginilah kedisiplinan
disini sangat indah, masyarakat seperti sudah teeratur terhadap waktu dan tidak
ada yang mengubahnya.
Oh iya satu
lagi, kami pernah memasuki sebuah supermarket dan kami membeli Soju (Bir
Korea), tiba-tiba pelayan toko memanggil Songyi dan berbicara dengan nada
tinggi kepada Songyi. Aku penasaran apa yang terjadi kemudian Songyi
menjelaskan bahwa pelayan toko bertanya tentang kami siapa dan kenapa membeli
soju padahal kami terlihat masih muda terutama Aku, ya aku, yang disangka masih
siswi SMA hahaa Oh My God wkwk Songyi
menjawab bahwa kami adalah mahasiswi di Chonbuk dan kami sudah berusia 20 tahun
walaupun terlihat masih muda. Akhirnya bapak pelayan toko pun mengerti dan
membiarkan kami membeli soju. Yapp ini juga merupakan aturan di Korea, walaupun
minuman beralkohol tidak dilarang disini, namun usia sangat diperhatihan. Seseorang
yang belum berusia 18 tahun dilarang keras membeli minuman beralkohol dan juga
Rokok, karena itulah kami yang terlihat seperti seorang pelajar SMA ini
ditanya-tanya terlebih dahulu. Makannya kalo nonton drama, pasti saja jika
seseorang lulus SMA atau sudah masuk usia 20 tahun maka itu adalah awal
kedewasaan dan sudah mulai boleh meminum minuman beralkohol untuk pertama
kalinya (Khusus bagi orang Korea ya, berbeda dengan kita Orang Indonesia,
masing-masing punya aturan tersendiri).
Akhirnya
setelah menikmati malam terakhir ini, kami pulang ke asrama. Kami mengantarkan
Songyi terlebih dahulu ke depan asramanya yang tidak jauh dari asrama kami
sampai pada akhirnya kami pun memasuki kamar masing-masing. Aku segera tidur di
ruangan yang penuh dengan kenangan ini. Ini adalah malam terakhir aku
memejamkan mataku disini, aku akan tidur nyenyak dan bangun dengan bugar esok
pagi.
*TO BE CONTINUE......