Tuesday, March 14, 2017

[Eps 4] “First Day” Jadi Mahasiswa Korea



DAY 4 

Selasa, 10 Mei 2016

          Hari ini adalah hari Selasa, di pagi hari ini aku segera membuka mata dan langsung membuka jendela untuk merasakan cuaca di pagi ini. Saat aku membuka tirai dan jendela, tiba-tiba udara dingin secara langsung menusuk tubuhku dan kulihat banyak titik embun dan juga titik air hujan mengguyur jalanan kampus Chonbuk University. Yap hari ini hujan lebat! Wah aku tidak membawa payung ataupun alat pelindung hujan lainnya, hmm tapi okelah, aku segera bersiap-siap karena hari ini adalah hari kami belajar Bahasa Korea di Korea secara langsung.

Hujan di pagi hari dengan suhu 10 derajat celcius
First day become student of Chonbuk National University
        Setelah siap, aku dan teman-teman segera ke cafetaria untuk sarapan. Seperti biasa kami menanyakan dulu menu apa saja yang hari ini dan kami langsung menuju ke meja dan mulai sarapan. Aku mengambil banyak makanan, entah kenapa aku sangat menikmati makanan apapun, aku seperti tidak memiliki ketidaksukaan pada makanan wkwk. Ya, tidak ada yang tidak aku makan kecuali pork. Aku sampai dijuluki Pecinta Korea Akut karena aku selalu makan dengan lahap dan tidak pernah kenyang. Setelah selesai sarapan, kami segera berangkat ke kelas yang kami pikir lumayan jauh. Kami berjalan mengikuti feeling dibawah rintik hujan yang sangat menusuk kulit karena aku benar-benar tidak memakai jaket. Kami berjalan tanpa mengingat rute perjalanan sehingga saat sampai di pertigaan, kami dibingungkan untuk memilih jalan mana yang akan kami lalui. Hujan turun makin lebat dan kami hanya mematung bingung di pinggir jalan. Kami ingin bertanya pada mahasiswa yang lewat namun kami juga bingung karena rupa mengingat nama gedungnya. Hufffff....
           Eitss, tapi, duta kampus kami Kang Yusuf Gunawan mengingat sesuatu! Yap dia langsung membuka handphone dan langsung melihat foto yang diambil di depan gedung itu kemarin. Akhirnya ide pun muncul, kami bertanya pada mahasiswa yang lewat, tapi, ada beberapa mahasiswa yang bingung akan pertanyaan kami dan ada juga yang malah pergi begitu saja karena mereka bilang tidak lancar berbahasa Inggris. Pokoknya kalo ada kamera CCTV saat itu kami terlihat seperti orang tersesat yang tidak tahu arah wkwk. Pada akhirnya ada seorang Oppa yang membantu kami dan menunjukan arah gedung itu berada. Kami segera berjalan dan menyebrangi jalan. Ada yang menarik yang aku lihat saat akan menyebrang jalan. Ya, aku merasakan bahwa orang-orang Korea itu sangat individualistis ya maksudnya individualis tidak banyak bicara dan  jarang sekali saling menyapa ataupun sedikit tersenyum saat bertemu orang-orang sekitar. Bahkan saat aku menyebrangi jalan, dikampus, mereka berjalan begitu saja tanpa melihat kiri kanan ada kendaraan atau tidak, malah ketika ada orang yang menyebrang, mobil lah yang harus mengalah dan mengutamakan penyebrang, Jadi istilahnya bukan manusia yang melihat mobil tapi mobillah yang harus melihat manusia. Hmm pemandangan yang menarik dan jarang aku temui di negaraku. Kami lanjut berjalan dengan menggertakan gigi karena kedinginan. Oh iya suhu rata-rata cuaca hari ini adalah 10 derajat celcius karena cuacanya sedang peralihan antara musim semi ke musim panas. Satu lagi pemandangan menarik adalah sepanjang mataku memandang, aku tidak melihat orang yang tidak membawa payung. Hampir semua orang yang kami temui membawa payung masing-masing berbeda dengan kami mahasiswa Indonesia yang punya moto “Kumaha Ngke” alias “gimana nanti”. Aku satu payung bersama partner ku Novi, Mahasiswi Teknik yang Cinta Mati sama DO EXO wkwk. Aku sebenarnya sudah diberitahu bahwa bisa saja di Korea akan hujan, namun aku tidak begitu memperhatikan (jangan ditiru guys) hehe.
           Tapi, yah biarlah ini menjadi pengalaman kami hujan-hujanan di negeri orang haha. Akhirnya setelah berjalan cukup jauh kami tiba di tempat tujuan. Kami langsung memasuki gedung “Language Education Center” aku duduk di kursi yang tersedia di samping pintu utama, karena kelas akan di mulai pukul 09.00 kami masih punya waktu sekitar 30 menit sebelum mulai. Aku mencoba memperhatikan sekeliling gedung dan memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang keluar masuk. Ternyata banyak mahasiswa asing disana. Bahkan sebagian diantaranya ada yang menyapa kami. Ada satu bule yang kami kira itu adalah mahasiswa. Tetapi beliau adalah salah satu Dosen wkwk. Kami tersipu malu, i’m sorry teacher~~.  Selain itu, disana ada tempat membeli minuman (Hot Coffe, Cold Coffe, Tea, dll) yang harganya mulai dari 300 won atau sekitar 4000 rupiah satu cup kecil.
          Karena sudah hampir jam 9, tiba-tiba ada seorang perempuan yang menghampiri kami dan bertanya apakah kami dari Indonesia, kami langsung mengikutinya ke kelas. Aku segera berjalan dan mengikutinya memasuki kelas yang tidak jauh dari temat kami menunggu tadi. Aku segera duduk di bangku pertama sebelah kanan dengan teh Garin. Ya benar sekali, beliau adalah guru bahasa Korea yang akan mengajari kami selama 6 pertemuan ke depan. Dari awal kelas, beliau selalu menggunakan bahasa Korea yang membuat kami bingung dan frustasi kkkkk dan.....Kelas pun dimulai. Beliau memperkenalkan diri, namanya adalah ‘Guk Eun Yeong’ sonsaengnim (guru). Beliau adalah guru bahasa Inggris di CBNU, dan beliau menyatakan bahwa “ini adalah kelas B. Korea jadi harus menggunakan B. Korea mau tidak mau” dengan logat B. Inggrisnya yang lancar dan membuat aku kagum.
First day learning Korean Language in KR
Guk Eun Yeong Ssaem

Foto sebelum kelas di mulai
Foto sebelum kelas di mulai
         Kelaspun dimulai dengan menghafal huruf vokal B. Korea (Huruf Vokal Hangeul). Guru bertanya siapa saja yang pernah belajar bahasa Korea di Indonesia??? Hehe ya aku dan Novi memang pernah belajar, aku sendiri belajar secara otodidak daat masih SMA dan ikut kursus kurang lebih selama 4 bulan di UNPAS sejak semester 2 kuliah (sekarang semester 4 mau beres). Jadi, lumayan lah aku sedikit bisa menangkap apa yang guru bicarakan dan kadang-kadang menerjemahkan kepada teman-teman di kelas itu wkwk yah ini pengalaman yang sangat berharga, aku bisa sambil belajar dan berlatih kemampuan bahasaku sendiri yang masih jauh dari sempurna. Pukul 10.00 kami diberi waktu untuk istirahat selama sepuluh menit dan langsung melanjutkan kelas sampai pukul 11.45 KST an setelah itu kami kembali ke asrama.
Belajar huruf Hangeul dengan Lagu Sejarah Aya Oyo
         Hujan di hari ini benar-benar belum reda sama sekali, hujan tetap mengguyur setiap langkahku menuju asrama. Seperti biasa, sepanjang jalan aku selalu memperhatikan segala sesuatu di sekitarku, yah aku rasa banyak di antara mahasiswa disana yang benar-benar merasa aneh melihat kami dan penampilan kami yang mengenakan hijab tentunya. Tentu saja karena yang aku dengar di kota Jeonju ini sangat minim sekali muslim bahkan mayoritas masyarakatnya tidak beragama. Ya terlihat berbeda dari kota Seoul yang aku tahu. Oh iya satu lagi yang harus diperhatikan disini adalah CARA BERJALAN! Yup! Mereka berjalan sangat cepat hampir 5 berbanding 1 lah dengan Indonesia. Lalu aku rasa tidak ada semacam pekumpulan orang-orang yang berjalan bergerombol sambil membicarakan sesuatu sambil berjalan santai, NO NO NO gaada sama sekali, aku benar-benar tidak menemukan segerombolan wanita sedang bergosip atau hal lainnya. Ada yang unik saat aku dan teman-teman berjalan di pinggir jalan, kami mengobrol dan berjalan dengan santai serasa lagi jalan-jalan di Braga gitu dan jeng jeeeeng pas aku tengok ke belakang....wooow ngantri banget sampe entah berapa meter hahaha sepertinya kami menghalangi mereka untuk berjalan. Aku langsung memberitahukan kepada yang lainnya, dan benar saja mereka langsung berjalan melewati kami bagaikan menggunakan kecepatan cahaya huww dahsyatnya wkwk. Setelah perjalanan yang sangat membeku ini, kami langsung menyantap makan siang di cafetaria. Diluar benar-benar terasa seperti sedang berada di lemari es tetapi saat masuk ke cafetaria benar-benar hangat ditemani dengan santapan sup yang menghangatkan badan.
          Jadwal selanjutnya yaitu pada pukul 14.00 kami akan mengunjungi Hanok Village (Rumah Tradisional Korea) untuk belajar membuat kerajinan keramik (Potery). Aku kembali ke asrama terlebih dahulu untuk mengambil jaket. Dan sedihnya, Teh Garin kembali tidak enak badan dan memutuskan untuk beristirahat di asrama dan tidak bergabung dengan kami. Kemudian aku dan teman-teman menuju parkiran untuk menaiki bis yang akan memawa kami ke Hanok Village ditemani Eunje dan Songyi. Kami memasuki bis dan langsung berangkat, It’s Great!! Ini pertama kalinya aku melihat pemandangan kota Jeonju yang sedikit berbeda dari pertama kali aku datang. Perjalanan ditempuh kurang lebih sekitar 20 menit dan pada akhirnya kami sampai di pintu masuk ke Hanok Village. Aku langsung turun dari bis dan kulihat sudah ada Miss Park disana menunggu kami. Aku sangat terpukau melihat dan memikirkan dimana aku saat ini. Ya, aku lihat banyak pegunjung yang datang kesini dan rombongan lain seperti anak sekolahan yang terus menatap kami dengan heran. Mungkin ya karena kami jarang ditemui disana dan berbeda dari orang-orang Korea pada umumnya. Miss Park memberitahu kami untuk mengikutinya. Aku berjalan dan menuruni jalan turunan yang mirip-mirip drama Korea haha. Yapp rasanya aku sedang berada di jaman Joseon! Ah! I can feel that moment!.

            Aku berjalan dengan ternganga karena merasa tidak percaya akan semua ini. Ya, aku memang SANGAT SANGAT SANGAT menyukai rumah tradisional Korea, entah kenapa rasanay sungguh emosional dan menimbulkan perasaan-perasaan tertentu seperti kedamaian dalam hati hehe.. bukan bermaksud aku mengagungkan keindahan ini begitu saja, tentu saja aku sangat bersyukur kepada Allah bahwa aku diberikan kesempatan luar biasa ini untuk merasakan betapa kuasanya Tuhan dalam menciptakan bumi ini.
           Tak lama kemudian kami memasuki sebuah toko Guci dan berbagai kerajinan keramik lainnya. Yah, kami akan membuat kerajinan keramik disini. Aku segera masuk dan mengikuti ajuma yang akan mengajari kami. Aku duduk di kursi pertama bersama teh Ipah, Anisa, Novi dan kami mulai perkenalan dilanjut dengan memulai membuat kerajinan. Kami diberi masing-masing tanah liat dalam bentuk bulat rata dan panjang (mengingatkan kenangan saat kecil dulu di Garut suka bikin babi dari tanah liat bersama teman-teman kecilku: Opik, Seni, Teh Anah, Teh Rima, dll).  Kemudian ajuma memberikan langkah-langkah untuk membuatnya. Aku pun langsung beraksi membuat gelas. Kenapa membuat gelas? Karena aku terinspirasi dari gelas-gelas cantik yang ada di toko itu sehingga membangkitkan keinginanku untuk membuat gelas yang cantik juga, hasilnya? Entahlah wkwk. Ternyata selain jalannya yang cepat, orang Korea juga mengerjakan sesuatu dengan cepat. Aku meminta bantuan pada ajuma untuk membuat alas yang halus, lalu dia mengerjakannya dengan secepat kilat dengan mengucapkan kata-kata yang cepat pula (AAAA NEOMU PALLA! Kkk) benar-benar orang disini sangat gesit. Sepertinya bukan hanya ajuma disini yang gesit, pasti ajuma lain pun sama riweuh alias ricuhnya dan tidak terkalahkan kkkk but, i love this moment. Ya, aku suka orang-orang gesit seperti itu karena orang-orang seperti itu seperti mempunyai semangat yang tinggi dalam melakukan sesuatu. Setelah itu aku langsung melukis karya yang aku buat dengan menuliskan namaku dan menggambar Hanok Village disana. Aku harap ini akan menjadi bukti kenangan yang aku miliki untuk suatu saat ketika aku merindukan suasana disini. Ya...merindukan semua di kota ini, Jeonju.

Hasil karya hehehe
         Setelah selesai, kami diberitahukan bahwa hasil karya kami akan diberikan saat kami akan pulang ke Indonesia. Aku segera membersihkan tangan dan segera keluar dari ruangan. Dan Waw! Ternyata tidak hanya rombongan kami yang membuat kerajinan disana, ternyata sudah ada serombongan anak-anak yang mungkin SD? Sedang menunggu giliran membuat kerajinan. Kami keluar dari toko itu, dan terimakasih ajuma see you next time!. Setelah itu, kami berjalan ke arah berlawanan dari saat kami datang. Aku sangat senang saat melihat betapa indahnya orang-orang berlalu lalang, berjualan makanan, aksesoris, dan banyak juga yang sedang asyik berpacaran hmm “I think” aku juga tidak melewatkan untuk mengabadikan momen ini. Walaupun hari ini hujan tidak reda, kami sangat menikmati hari ke-empat ini. Miss Park memberitahu bahwa kami akan kembali ke asrama karena cuaca yang dingin, padahal aku masih ingin bermain disini. Tapi ini bukan terakhir kali kami disini, kita akan sering mengunjungi di hari-hari selanjutnya.
Foto di Hanok Village, dingin menusuk tulang duhh
          Akhirnya kami kembali ke bis dan kembali ke asrama. Namun sebelum itu, kami makan malam terlebih dahulu di cafetaria, ya makan malam tapi masih siang hehe disini rata-rata matahari terbenam pada pukul 7 sampai 7.30 malam, jadi saat makan jam 6 sore hari masih terang menderang. Setelah makan, kami langsung ke asrama, sebelum masuk ke kamar aku menjenguk teh Garin terlebih dahulu untuk menanyakan kabarnya, tapi sepertinya kesehatannya belum membaik. Teman-teman yang lain pun berdatangan dan membawa makanan untuk makan malam kepada teh Garin. Aku kembali ke kamarku dan mandi terlebih dahulu dan membereskan apa yang harus dibersihkan. Oh iya malam ini juga kami bertemu dengan salah satu mahasiswa Universitas Indonesia bernama Vava, ia mendapat beasiswa student Exchange satu semester di Chonbuk, jurusan bahasa Inggris angkatan 2013. Kami bertemu dan makan di restoran dekat dengan asrama. Saat di kamar teh Garin, Leader tim (kang Haris) menyarankan aku untuk menemani teh Garin karena khawatir ada apa-apa. Aku pun setuju dan mereka memindahkan kasurku ke kamar teh Garin. Sekitar pukul 12.00 malam akhirnya aku tidur. Hmmm....hari ini benar-benar hari yang menyenangkan, hari ini aku banyak mengalami Culture Shock (Terkejut dengan budaya-budaya asing). *TO BE CONTINUE.....

No comments:

Post a Comment