DAY 4
Selasa, 10 Mei 2016
Hari ini adalah hari Selasa, di
pagi hari ini aku segera membuka mata dan langsung membuka jendela untuk
merasakan cuaca di pagi ini. Saat aku membuka tirai dan jendela, tiba-tiba
udara dingin secara langsung menusuk tubuhku dan kulihat banyak titik embun dan
juga titik air hujan mengguyur jalanan kampus Chonbuk University. Yap hari ini
hujan lebat! Wah aku tidak membawa payung ataupun alat pelindung hujan lainnya,
hmm tapi okelah, aku segera bersiap-siap karena hari ini adalah hari kami
belajar Bahasa Korea di Korea secara langsung.
First day become student of Chonbuk National University |
Eitss, tapi, duta kampus kami Kang Yusuf Gunawan mengingat sesuatu! Yap dia langsung membuka handphone dan langsung melihat foto yang diambil di depan gedung itu kemarin. Akhirnya ide pun muncul, kami bertanya pada mahasiswa yang lewat, tapi, ada beberapa mahasiswa yang bingung akan pertanyaan kami dan ada juga yang malah pergi begitu saja karena mereka bilang tidak lancar berbahasa Inggris. Pokoknya kalo ada kamera CCTV saat itu kami terlihat seperti orang tersesat yang tidak tahu arah wkwk. Pada akhirnya ada seorang Oppa yang membantu kami dan menunjukan arah gedung itu berada. Kami segera berjalan dan menyebrangi jalan. Ada yang menarik yang aku lihat saat akan menyebrang jalan. Ya, aku merasakan bahwa orang-orang Korea itu sangat individualistis ya maksudnya individualis tidak banyak bicara dan jarang sekali saling menyapa ataupun sedikit tersenyum saat bertemu orang-orang sekitar. Bahkan saat aku menyebrangi jalan, dikampus, mereka berjalan begitu saja tanpa melihat kiri kanan ada kendaraan atau tidak, malah ketika ada orang yang menyebrang, mobil lah yang harus mengalah dan mengutamakan penyebrang, Jadi istilahnya bukan manusia yang melihat mobil tapi mobillah yang harus melihat manusia. Hmm pemandangan yang menarik dan jarang aku temui di negaraku. Kami lanjut berjalan dengan menggertakan gigi karena kedinginan. Oh iya suhu rata-rata cuaca hari ini adalah 10 derajat celcius karena cuacanya sedang peralihan antara musim semi ke musim panas. Satu lagi pemandangan menarik adalah sepanjang mataku memandang, aku tidak melihat orang yang tidak membawa payung. Hampir semua orang yang kami temui membawa payung masing-masing berbeda dengan kami mahasiswa Indonesia yang punya moto “Kumaha Ngke” alias “gimana nanti”. Aku satu payung bersama partner ku Novi, Mahasiswi Teknik yang Cinta Mati sama DO EXO wkwk. Aku sebenarnya sudah diberitahu bahwa bisa saja di Korea akan hujan, namun aku tidak begitu memperhatikan (jangan ditiru guys) hehe.
Tapi, yah biarlah ini menjadi
pengalaman kami hujan-hujanan di negeri orang haha. Akhirnya setelah berjalan
cukup jauh kami tiba di tempat tujuan. Kami langsung memasuki gedung “Language
Education Center” aku duduk di kursi yang tersedia di samping pintu utama,
karena kelas akan di mulai pukul 09.00 kami masih punya waktu sekitar 30 menit
sebelum mulai. Aku mencoba memperhatikan sekeliling gedung dan memperhatikan
orang-orang yang berlalu lalang keluar masuk. Ternyata banyak mahasiswa asing
disana. Bahkan sebagian diantaranya ada yang menyapa kami. Ada satu bule yang
kami kira itu adalah mahasiswa. Tetapi beliau adalah salah satu Dosen wkwk. Kami
tersipu malu, i’m sorry teacher~~. Selain
itu, disana ada tempat membeli minuman (Hot Coffe, Cold Coffe, Tea, dll) yang
harganya mulai dari 300 won atau sekitar 4000 rupiah satu cup kecil.
Karena sudah hampir jam 9,
tiba-tiba ada seorang perempuan yang menghampiri kami dan bertanya apakah kami
dari Indonesia, kami langsung mengikutinya ke kelas. Aku segera berjalan dan
mengikutinya memasuki kelas yang tidak jauh dari temat kami menunggu tadi. Aku segera
duduk di bangku pertama sebelah kanan dengan teh Garin. Ya benar sekali, beliau
adalah guru bahasa Korea yang akan mengajari kami selama 6 pertemuan ke depan. Dari
awal kelas, beliau selalu menggunakan bahasa Korea yang membuat kami bingung
dan frustasi kkkkk dan.....Kelas pun dimulai. Beliau memperkenalkan diri,
namanya adalah ‘Guk Eun Yeong’ sonsaengnim (guru). Beliau adalah guru bahasa
Inggris di CBNU, dan beliau menyatakan bahwa “ini adalah kelas B. Korea jadi
harus menggunakan B. Korea mau tidak mau” dengan logat B. Inggrisnya yang
lancar dan membuat aku kagum.
Foto sebelum kelas di mulai |
Foto sebelum kelas di mulai |
Belajar huruf Hangeul dengan Lagu Sejarah Aya Oyo |
Hujan di hari ini benar-benar
belum reda sama sekali, hujan tetap mengguyur setiap langkahku menuju asrama. Seperti
biasa, sepanjang jalan aku selalu memperhatikan segala sesuatu di sekitarku,
yah aku rasa banyak di antara mahasiswa disana yang benar-benar merasa aneh
melihat kami dan penampilan kami yang mengenakan hijab tentunya. Tentu saja
karena yang aku dengar di kota Jeonju ini sangat minim sekali muslim bahkan
mayoritas masyarakatnya tidak beragama. Ya terlihat berbeda dari kota Seoul
yang aku tahu. Oh iya satu lagi yang harus diperhatikan disini adalah CARA
BERJALAN! Yup! Mereka berjalan sangat cepat hampir 5 berbanding 1 lah dengan
Indonesia. Lalu aku rasa tidak ada semacam pekumpulan orang-orang yang berjalan
bergerombol sambil membicarakan sesuatu sambil berjalan santai, NO NO NO gaada
sama sekali, aku benar-benar tidak menemukan segerombolan wanita sedang
bergosip atau hal lainnya. Ada yang unik saat aku dan teman-teman berjalan di
pinggir jalan, kami mengobrol dan berjalan dengan santai serasa lagi
jalan-jalan di Braga gitu dan jeng jeeeeng pas aku tengok ke belakang....wooow
ngantri banget sampe entah berapa meter hahaha sepertinya kami menghalangi
mereka untuk berjalan. Aku langsung memberitahukan kepada yang lainnya, dan
benar saja mereka langsung berjalan melewati kami bagaikan menggunakan
kecepatan cahaya huww dahsyatnya wkwk. Setelah perjalanan yang sangat membeku
ini, kami langsung menyantap makan siang di cafetaria. Diluar benar-benar
terasa seperti sedang berada di lemari es tetapi saat masuk ke cafetaria benar-benar
hangat ditemani dengan santapan sup yang menghangatkan badan.
Jadwal selanjutnya yaitu pada
pukul 14.00 kami akan mengunjungi Hanok Village (Rumah Tradisional Korea) untuk
belajar membuat kerajinan keramik (Potery). Aku kembali ke asrama terlebih
dahulu untuk mengambil jaket. Dan sedihnya, Teh Garin kembali tidak enak badan
dan memutuskan untuk beristirahat di asrama dan tidak bergabung dengan kami. Kemudian
aku dan teman-teman menuju parkiran untuk menaiki bis yang akan memawa kami ke
Hanok Village ditemani Eunje dan Songyi. Kami memasuki bis dan langsung
berangkat, It’s Great!! Ini pertama kalinya aku melihat pemandangan kota Jeonju
yang sedikit berbeda dari pertama kali aku datang. Perjalanan ditempuh kurang
lebih sekitar 20 menit dan pada akhirnya kami sampai di pintu masuk ke Hanok
Village. Aku langsung turun dari bis dan kulihat sudah ada Miss Park disana
menunggu kami. Aku sangat terpukau melihat dan memikirkan dimana aku saat ini. Ya,
aku lihat banyak pegunjung yang datang kesini dan rombongan lain seperti anak
sekolahan yang terus menatap kami dengan heran. Mungkin ya karena kami jarang
ditemui disana dan berbeda dari orang-orang Korea pada umumnya. Miss Park
memberitahu kami untuk mengikutinya. Aku berjalan dan menuruni jalan turunan
yang mirip-mirip drama Korea haha. Yapp rasanya aku sedang berada di jaman
Joseon! Ah! I can feel that moment!.
Aku berjalan dengan ternganga karena merasa tidak percaya akan semua ini. Ya, aku memang SANGAT SANGAT SANGAT menyukai rumah tradisional Korea, entah kenapa rasanay sungguh emosional dan menimbulkan perasaan-perasaan tertentu seperti kedamaian dalam hati hehe.. bukan bermaksud aku mengagungkan keindahan ini begitu saja, tentu saja aku sangat bersyukur kepada Allah bahwa aku diberikan kesempatan luar biasa ini untuk merasakan betapa kuasanya Tuhan dalam menciptakan bumi ini.
Aku berjalan dengan ternganga karena merasa tidak percaya akan semua ini. Ya, aku memang SANGAT SANGAT SANGAT menyukai rumah tradisional Korea, entah kenapa rasanay sungguh emosional dan menimbulkan perasaan-perasaan tertentu seperti kedamaian dalam hati hehe.. bukan bermaksud aku mengagungkan keindahan ini begitu saja, tentu saja aku sangat bersyukur kepada Allah bahwa aku diberikan kesempatan luar biasa ini untuk merasakan betapa kuasanya Tuhan dalam menciptakan bumi ini.
Tak lama kemudian kami memasuki
sebuah toko Guci dan berbagai kerajinan keramik lainnya. Yah, kami akan membuat
kerajinan keramik disini. Aku segera masuk dan mengikuti ajuma yang akan
mengajari kami. Aku duduk di kursi pertama bersama teh Ipah, Anisa, Novi dan
kami mulai perkenalan dilanjut dengan memulai membuat kerajinan. Kami diberi
masing-masing tanah liat dalam bentuk bulat rata dan panjang (mengingatkan
kenangan saat kecil dulu di Garut suka bikin babi dari tanah liat bersama
teman-teman kecilku: Opik, Seni, Teh Anah, Teh Rima, dll). Kemudian ajuma memberikan langkah-langkah
untuk membuatnya. Aku pun langsung beraksi membuat gelas. Kenapa membuat gelas?
Karena aku terinspirasi dari gelas-gelas cantik yang ada di toko itu sehingga
membangkitkan keinginanku untuk membuat gelas yang cantik juga, hasilnya? Entahlah
wkwk. Ternyata selain jalannya yang cepat, orang Korea juga mengerjakan sesuatu
dengan cepat. Aku meminta bantuan pada ajuma untuk membuat alas yang halus,
lalu dia mengerjakannya dengan secepat kilat dengan mengucapkan kata-kata yang
cepat pula (AAAA NEOMU PALLA! Kkk) benar-benar orang disini sangat gesit. Sepertinya
bukan hanya ajuma disini yang gesit, pasti ajuma lain pun sama riweuh alias
ricuhnya dan tidak terkalahkan kkkk but, i love this moment. Ya, aku suka
orang-orang gesit seperti itu karena orang-orang seperti itu seperti mempunyai
semangat yang tinggi dalam melakukan sesuatu. Setelah itu aku langsung melukis
karya yang aku buat dengan menuliskan namaku dan menggambar Hanok Village
disana. Aku harap ini akan menjadi bukti kenangan yang aku miliki untuk suatu
saat ketika aku merindukan suasana disini. Ya...merindukan semua di kota ini,
Jeonju.
Hasil karya hehehe |
Setelah selesai, kami
diberitahukan bahwa hasil karya kami akan diberikan saat kami akan pulang ke
Indonesia. Aku segera membersihkan tangan dan segera keluar dari ruangan. Dan Waw!
Ternyata tidak hanya rombongan kami yang membuat kerajinan disana, ternyata
sudah ada serombongan anak-anak yang mungkin SD? Sedang menunggu giliran
membuat kerajinan. Kami keluar dari toko itu, dan terimakasih ajuma see you
next time!. Setelah itu, kami berjalan ke arah berlawanan dari saat kami
datang. Aku sangat senang saat melihat betapa indahnya orang-orang berlalu
lalang, berjualan makanan, aksesoris, dan banyak juga yang sedang asyik
berpacaran hmm “I think” aku juga tidak melewatkan untuk mengabadikan momen
ini. Walaupun hari ini hujan tidak reda, kami sangat menikmati hari ke-empat
ini. Miss Park memberitahu bahwa kami akan kembali ke asrama karena cuaca yang
dingin, padahal aku masih ingin bermain disini.
Tapi ini bukan terakhir kali kami disini, kita akan sering mengunjungi di
hari-hari selanjutnya.
Akhirnya kami kembali ke bis dan kembali ke asrama. Namun
sebelum itu, kami makan malam terlebih dahulu di cafetaria, ya makan malam tapi
masih siang hehe disini rata-rata matahari terbenam pada pukul 7 sampai 7.30
malam, jadi saat makan jam 6 sore hari masih terang menderang. Setelah makan,
kami langsung ke asrama, sebelum masuk ke kamar aku menjenguk teh Garin
terlebih dahulu untuk menanyakan kabarnya, tapi sepertinya kesehatannya belum
membaik. Teman-teman yang lain pun berdatangan dan membawa makanan untuk makan
malam kepada teh Garin. Aku kembali ke kamarku dan mandi terlebih dahulu dan
membereskan apa yang harus dibersihkan. Oh iya malam ini juga kami bertemu
dengan salah satu mahasiswa Universitas Indonesia bernama Vava, ia mendapat
beasiswa student Exchange satu semester di Chonbuk, jurusan bahasa Inggris angkatan
2013. Kami bertemu dan makan di restoran dekat dengan asrama. Saat di kamar teh
Garin, Leader tim (kang Haris) menyarankan aku untuk menemani teh Garin karena
khawatir ada apa-apa. Aku pun setuju dan mereka memindahkan kasurku ke kamar
teh Garin. Sekitar pukul 12.00 malam akhirnya aku tidur. Hmmm....hari ini benar-benar hari yang menyenangkan,
hari ini aku banyak mengalami Culture Shock (Terkejut dengan budaya-budaya
asing). *TO BE CONTINUE.....
Foto di Hanok Village, dingin menusuk tulang duhh |
No comments:
Post a Comment