Wednesday, October 4, 2017

Kegiatan Bakti Sosial Universitas Pasundan dan Universitas Chonbuk Korea 2016 di Pangalengan, Kabupaten Bandung



Pertama-tama aku rasa sudah lama tidak menulis di blog, ya aku bukannya so sibuk atau gak ada waktu buat nulis disini hehe tapi memang akhir-akhir ini selama 4 bulan terakhir aku tidak begitu banyak menghabiskan waktu menulis. Ya aku baru selesai magang dan liburan semester hehe. Tapi sejujurnya ada banyak tulisan yang aku tuangkan selama beberapa bulan terakhir ini, namun saja aku tidak sempat untuk memposting di blogku karena yahh biasa lah malas selalu datang menghampiriku dan menjadi musuh dalam selimutku (apasih). Hari ini aku akan memposting salah satu pengalaman berharga ku yang sayang jika hanya aku simpan dalam memori ini. Yaa walaupun sebenarnya pengalaman ini sudah lama dan aku juga menulisnya sudah sangat lama namun tak apa aku hanya ingin berbagi pengalaman yang pernah aku dapatkan saja selama melaksanakan kegiatan tersebut. Hehe Leggooo!

16 Agustus 2016

Flashback...

            Hari ini tanggal 2 Agustus 2016, aku dan ke-7 temanku perwakilan dari Universitas Pasundan (Teh Rara, Kak Jeane, Kang Harris, Aldrea, Kang Rihad, Nuy, dan Shima) akan berangkat ke Pangalengan, Kabupaten Bandung untuk melakukan kegiatan bakti sosial selama 10 hari di sana. Sebenarnya kami tidak hanya ber-8 saja, ada sekelompok lain yang akan menemani kami selama kegiatan disana, hmm lebih tepatnya sebenarnya kami lah yang akan menemani sekelompok dari mereka dalam berbagai kegiatan nanti. Ya, mereka adalah 25 Mahasiswa dari Chonbuk National University Korea selatan yang akan melakukan kegiatan bakti sosial di Pangalengan yang sudah menjadi kegiatan rutin setiap tahun sejak 2011 lalu. Untuk tahun ini, Chonbuk bekerja sama dengan Universitas kami yaitu Universitas Pasundan dalam program tersebut sehingga ditunjuk lah 8 mahasiswa ini untuk ikut serta dalam kegiatan Volunteer tersebut. Kegiatan ini adalah kali kedua nya Chonbuk mengirimkan mahasiswanya bersama mahasiswa Unpas dalam kegiatan bakti sosial di Pangalengan. Sebelumya, pada Januari 2016, mahasiswa dari kedua Universitas ini juga sudah melakukan kegiatan yang sama. Hal ini sebagai perwujudan kerja sama dari kedua universitas yang akan terus terjalin sampai 2020 mendatang. 
Perwakilan mahasiswa UNPAS dari kiri (Rara, Shima, Marlinda, Jeane, Rihad, Nuy, Harris,Raka)
            Kami ber-6 pergi ke Pangalengan terlebih dahulu dengan menggunakan mobil yang disediakan oleh kampus kami, sedangkan 2 lainnya Kang Harris dan Aldrea pergi ke Bandara Soekarno Hatta bersama pa Dadang Bainur selaku pembimbing kami dari tim Unpas untuk menjemput rombongan dari Korea yang dijadwalkan datang pada sore hari. Akhirnya kami berangkat menuju Pangalengan dan sampai disana dengan selamat. Ini kali pertamanya aku datang ke Pangalengan, pemandangannya sama seperti di tanah kelahiranku Garut tercintahh, namun cuacanya lebih dingin dari yang aku kira. Kami sampai di tempat yang mana akan menjadi tempat tinggal kami selama 10 hari mendatang. Kami tinggal di Villa Malabar yang terletak di tengah-tengah perkebunan teh Malabar yang sejuk dan hijau subur. Aku sangat takjub melihat pemandangan saat hendak menuju ke tempat ini, aku seperti berada di film ‘Petualangan Sherina’ jaman dulu yang memasuki perkebunan teh itu wkwk. Aku tidak menyangka ternyata di tengah-tengan perkebunan teh ini ada kehidupan yang terletak di Villa tersebut bahkan jika kita terus berjalan di daerah itu, kita akan menemukan perkampungan rumah penduduk di sekitar Villa yang dikelilingi perkebunan teh nan indah. Villa Malabar ini adalah peninggalan sejarah ‘Bosscha’ seorang berkebangsaan Belanda yang pernah tinggal di Indonesia dan juga wafat di Indonesia. Yap, ini adalah tempat bersejarah bagi orang-orang Belanda karena keturunan bangsa nya mencetak sejarah disini, makannya jika dilihat secara teliti Villa ini sangat kental dengan gaya Belanda dan barang-barang disini juga antik banyak asli peninggalan zaman Belanda. Maka tidak heran banyak wisatawan luar negeri terutama dari Belanda sengaja datang ke Villa Malabar ini untuk mengenang dan berziarah ke makam Bosscha yang terletak di perkebunan Malabar ini.
Pemandangan dari dalam kamar
Pemandangan dalam kamar
            Setelah sampai di Villa, kami segera memasuki kamar yang akan menjadi tempat tinggal kami selama 10 hari ke depan. Pemandangan yang indah kami nikmati dari jendela kamar karena menghadap langsung ke perkebunan teh dan  bukit-bukit indah yang terlihat seperti taman telletubies haha. Akhirnya kami istirahat sambil menikmati keindahan alam bumi Pangalengan indah nan subur ini. Malam pun telah tiba, sekitar pukul 12 malam, kami mendengar suara gemuruh dari luar sana dan benar saja rombongan mahasiswa dari Korea sudah datang. Kami keluar sebentar untuk menyapa dan kembali tidur di kamar yang sangat sangat sangat sangat dingin pada malam itu, suhunya sekitar 13 derajat celsius ihiiiiih.
            Ke-esokan hari nya, tanggal 3 Agustus 2016, kami dijadwalkan bangun setiap hari pada pukul 6.00 pagi dan langsung menuju ke halaman villa untuk melakukan olahraga pagi. Akhirnya untuk pertama kalinya kami ke-8 mahasiswa Indonesia dan 25 mahasiswa Korea bertemu untuk melakukan olahraga bersama dan berkenalan masing-masing. Olahraga pertama di pandu oleh tim leader Korea Kim Seong Il dengan olahraga gaya militer dengan ekspresi muka terlihat masih mengantuk dan rambut belakang yang rancung ke atas karena belum cuci muka wkwk dan olahraga kedua yaitu poco-poco yang dipimpin oleh Kang haris dan Aldrea dari tim kami. Setelah olahraga, kami bermain Game sambil memperkenalkan diri satu sama lain.
 
Olahraga bersama di pagi hari

         Sebenarnya disini ada sosok-sosok yang sudah tidak asing lagi di mataku, ya saat kami  di Korea, kami pernah bertemu dan ngobrol banyak untuk rencana kegiatan ini. Sosok yang tidak asing tersebut adalah Go Ami eonni, Unseok, Narm Ho, dan Seong il. Setelah bermain lama kami kembali ke kamar untuk bersiap-siap sarapan dan pergi ke acara pembukaan di Situ Cileunca bersama Bupati Kabupaten Bandung, bapak Dadang. Sebelum kami berangkat, kami berbaris terlebih dahulu untuk pembagian tim yang masing masing berjumlah 5 orang mahasiswa Korea, dan 2 orang Mahasiswa Indonesia. Tim terdiri dari Art Team, Music Team, Korean Language Team, Taekwondo Team, and Nurse Team. Dalam penentuan anggota, setiap tim akan menampilkan apa yang dilakukan oleh masing-masing tim kemudian kami para mahasiswa Indonesia akan memilih tim yang kita mau. Dalam proses pemilihan ini, aku memilih tim Bahasa Korea bersama bapak Leader Kim Seong Il, Lee Jiyeon, Park Daeun, Kim Seol Hee, Baek Jeongwon dan teman Indonesiaku Al. Saat pemilihan tim ini berasa lagi shooting Running Man guys wkwk. Yupp tim sudah terbentuk, kini saat nya kami pergi ke acara pembukaan di Situ Cileunca. 
 
Persiapan sebelum berangkat ke situ Cileunca
Korean Language Team (Depan: Baek Jeong won, Kiri: Lee Jiyeon eonni, Kiri kedua: Kim Seolhee, Belakang: Kim Seong il oppa, Kedua dari kanan: Aldrea, Kanan: Park Daeun)
Acara pembukaanpun di mulai dengan sangat meriah, kami disambut dengan meriah oleh panitia dan banyak juga para pejabat yang hadir pada saat itu. Jujur saja menurut ku ini adalah acara penyambutan termeriah dan terhormat selama aku jadi mahasiswa di negaraku sendiri wkwk. Aku tahu karakter masyarakat kita memang seperti itu, kita sebagai pribumi harus menghormati tamu (orang luar) dan kita harus mendahulukan tamu terlebih dahulu daripada kita sebagai pribumi (if you understand what i mean). Oke lanjut, kami duduk dan menikmati proses yang berlangsung. Banyak penampilan tarian jaipong, angklung, bahkan penampilan Debus yang membuat aku mual dengan melihat adegan-adegan ekstreem, yang special yaitu adanya penampilan lagu Ost DOTS yang menjadi favorit drama of this years dengan diiringi alunan angklung. Semua orang yang datang juga diberi angklung satu persatu dan memainkannya bersama. Mahasiswa Korea sangat menikmati permainan angklung yang sangat istimewa ini
Opening ceremony oleh Rektor Universitas Pasundan dan Bupati Kabupaten Bandung di Situ Cileunca
Suasana acara pembukaan bersama Pesona Indonesia
Penampilan angklung dari Indonesia
Bersama Profesor Choi Won Gyu
Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung
Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung
 Keesokan hari nya dari tanggal 4 Agustus 2016 kami memulai rangkaian kegiatan kami sebagai volunteer disini. Setiap tim punya tugas dan misi  masing-masing (pokoknya mirp Running Man lah wkwk). karena aku adalah bagian dari tim Bahasa Korea jadi aku akan banyak membahas tentang kegiatan di tim kami. Senin-sabtu Tugas kami sebagai tim bahasa Korea adalah mengajarkan tentang bahasa Korea ke sekolah-sekolah yang sudah ditentukan. Sekolah yang kami datangi yaitu SD Sukamah, SD Sukarillah, dan SMPN 1 Malabar. Kami mengajar di sekolah secara bergantian dengan tim lain setiap hari yang dimulai pukul 09.00 hingga 12.00 kemudian lanjut dengan kegiatan bakti sosial pada jam 14.00 – 16.00 sore bersama anak-anak di sosial walfare.  Kemudian setiap malam kami selalu berkumpul di meeting room setiap pukul 07.00 malam untuk membahas hal-hal yang terjadi dan rencana untuk kegiatan selanjutnya. Setiap malam selalu ada kuis yang diberikan oleh prof Choi Won Gyu dan Mr. Lee kepada kami dan biasanya pemenang akan diumumkan pada esok hari dan pemenang pertama mendapat uang tunai 100 ribu rupiah. (Sesuai dengan realitas di drama, Orang Korea biasanya sering bermain game saat berkumpul bersama teman-teman. Disini juga kami sering bermain game dan mendapat keuntungan lebih). 
Korean Language Team sedang mengajar di SMP 1 Malabar
Foto bersama dengan para siswa SMP 1 Malabar
Korean Language Team sedang mengajar di SMP 1 Malabar
Korean Language Team sedang mengajar di SDN Sukamanah
Tim Musik berfoto bersama dengan siswa di SMP 1 Malabar
Bermain game di SMP 1 Malabar
Membuat bendera Korea (Taegeukki) di Sosial Walfare Center
Membuat bendera Korea (Taegeukki) di Sosial Walfare Center
Korean Language Team sedang mengajar di SDN Sukamanah
Korean Language Team (Agustus 2016)
Pada hari Sabtu 6 Agustus 2016, kami ditugaskan untuk misi selanjutnya. Kami akan melakukan Home visit (mengunjungi rumah-rumah warga yang kurang mampu, mengetahui bagaimana kehidupannya, dan memberikan beberapa sembako). Kemudian kami juga melakukan Home stay di rumah warga sekitar dan misi kami adalah merasakan bagaimana kehidupan orang Indonesia khususnya Pangalengan di kehidupan sehari-hari nya. Kami dibentuk menjadi beberapa tim lagi, aku satu tim dengan Ji yeon eonni dan So hee (dedek bungsu tim yang lahir 1997). Aku bermalam di sebuah rumah yang bagus dan terbilang nyaman lah ehehe. Kami bertemu dengan keluarga yang akan menjadi keluarga angkat kami selama satu malam ini dan berbicara banyak dengan beliau. Aah pengalaman yang sangat menyentuh sekali adalah saat home stay ini, orang tua angkat kami adalah pengusaha sayuran wortel sehingga setiap malam beliau bekerja membersihkan beberapa ratus kilo  wortel yang akan didistribusikan ke pasar pada esok hari. Kami juga mencoba membantu orang tua kami membersihkan wortel. Ini pertama kalinya aku melihat Gunung wortel yang menumpuk untuk dibersihkan yang kurang lebih ada untuk 1 bak truk. 
Home stay (Ket: Jiyeon Eonni & Seohee ingin mencoba mengenakan hijab hehe)
Home stay
Jalan-jalan di sekeliling rumah warga
Foto bersama anak-anak di Pangalengan
Foto bersama warga sekitar
Jajan baso
Hijaber team hehe
Jiyeon eonni sedang membersihkan wortel
Seohee sedang membersihkan wortel
Ada yang unik, aku kira kami akan membersihkan wortel dengan membersihkannya satu persatu, ah pikiranku sempit sekali, ternyata tidak, tumpukan wortel yang akan dibersihkan dimasukan kedalam jaring kemudian di ayak dengan air dan siap di pilah untuk hasil terbaik. Dengan kegiatan ini, aku menjadi lebih dekat dengan anggota tim ku sendiri, sebelum tidur kami berbicara banyak, bahkan berbicara banyak sampai kami terlelap dan sampai kami bangun lagi esok hari. Rumah yang kami tinggali ini sangat dekat dengan mesjid, sehingga setiap waktu solat tiba, adzan selalu berkumandang dan membuat kedua teman yang menjadi room mate ku ini penasaran setengah mati dan merasa aneh mendengar hal-hal yang terdengar asing di telinga mereka. Ya mereka selalu bertanya mengenai agamaku dan segalanya yang berkaitan dengan agamaku sehingga seketika aku banyak berceramah kepada orang yang sama sekali tidak faham tentang agamaku. Aku senang bisa menceritakan kebaikan dalam islam kepada mereka, namun aku juga merasa sedih dan memebenci diriku sendiri yang tidak terlalu menguasai ilmu islam yang sudah menjadi pedoman hidupku selama ini. Seketika aku ingin memperdalam ilmu agama sehingga dapat dengan leluasa membagikan pengetahuanku pada teman-temanku ini.
Tidak hanya itu, esok pagi nya kami juga pergi makan bersama di tengah perkebunan teh pada pukul 07.00 pagi bersama dengan tim lainnya yang tinggal satu daerah dengan kami. Diantaranya tim kang Rihad yaitu Seong il oppa, Gyeong won oppa, Gyeong tae oppa, Eunsang, Hyeji, Teh Mahda dan bersama keluarga kami. Kami juga tidak lupa untuk berfoto ria dan bermain game bersama. 
Sarapan bersama di tengah kebun teh
Sarapan bersama di tengah kebun teh
With Gyeong won oppa
With Gyeongtae oppa
Setelah melakukan home stay kami kembali ke villa dan dijadwalkan untuk mengunjungi pasar minggu pangalengan yang kurang lebih seperti car free day Dago lah ya hehe. Kami berjalan-jalan dan menikmati suasana pasar, ada yang unik, mereka teman-teman Korea banyak yang ingin mencoba hijab dan bahkan membelinya untuk di bawa ke Korea sebagai kenang-kenangan. Aku sangat senang melihat mereka begitu respect terhadap kebiasaan kami yang memakai hijab sebagai seorang muslim walaupun banyak pro dan kontra saat mengenalkannya pada mereka. 

Marlinda, Daeun, Seolhee, dan Raka di Pasar Minggu Pangalengan
Setelah berjalan-jalan di pasar Minggu, kami juga pergi berziarah mengunjungi makam Bosscha yang menjadi tempat bersejarah disini, kami belajar banyak sejarah disini. Setelah itu kami berangkat  menuju puncak yang selama ini kami impikan untuk berada disana. Ya pemandangan nan  jauh disana dari kaca jendela kamar kami yang ingin kami tuju akhirnya sekarang kami akan berangkat kesana, hehe yupp itu Gunung nini, entah bagaimana sejarahnya bisa sampai dinamakan gunung nini yang pasti akan ada kejutan indah dari atas sana. Dan benar saja, saat kami sampai di atas sana dengan mengendarai angkot melewati jalanan perkebunan yang tandus dan berkelok-kelok pemandangan yang luar biasa indah bisa kita lihat dari sini. Kita bisa melihat hamparan bumi pangalengan disini dan juga lengkungan danau situ Cileunca yang terlihat indah disana. Kami juga berfoto-foto untuk mengabadikan moment ini. Karena hari mulai sore, kami kembali ke villa dan beristirahat.
Makam Bosscha
Sejarah Bosscha
Foto bersama di depan makam Bosscha
Welcome to Puncak Gunung Nini
Pemandangan Situ Cileunca dari puncak Gunung Nini
Setiap hari, setiap tim dijadwalkan untuk pergi ke pasar tradisional/pasar Pangalengan untuk merasakan bagaimana kehiduan orang-orang berjualan di pasar. Kami berangkat pukul 05.00 pagi saat suhu udara dinginnya benar-benar menusuk tulang terdalam tubuh hehe. Kami diberikan uang saku masing-masing untuk berbelanja apa yang kita inginkan di pasar. Tim kami membeli banyak makanan seperti buah-buahan dan snack, dan juga makanan yang menjadi sejarah tim ku adalah kue Balok Pangalengan hehe. 
Korean language Team saat belanja di pasar Tradisional pangalengan
Sebenarnya ini adalah pengalaman yang sangat berharga khususnya untukku, aku disini berperan sebagai penerjemaah di timku, ini merupakan pengalaman pertama untuk melatih bahasa Inggris dan bahasa Korea ku sekaligus belajar bagaimana hidup bersosialisasi di masyarakat yang berbeda dengan kehidupanku biasanya. Ini bisa dibilang juga Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam hidupku, karena ini benar-benar kerja nyata kami dalam mengabdi pada masyarakat. Jujur saja aku di jurusan Ilmu Komunikasi ini kegiatan kerja lapangannya adalah magang di perusahaan sesuai dengan jurusan yang aku ambil, dan tidak ada KKN di masyarakat seperti universitas lainnya. Maka dari itu, pengalaman ini akan sangat berharga untukku sebagai pengabdianku kepada masyarakat sebagai mahasiswa dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang terencana antara CBNU dan UNPAS karena kami benar-benar berperan penting alam masyarakat dan mengajar di sekolah juga. Mungkin saja ini hanya sekedar cerita atau kisah yang bisa saja semua orang alami, namun ini sangat spesial bagiku, pengalaman ini memberikanku banyak pelajaran hidup dan menginspirasiku secara pribadi. 
 
My team
With Sukamanah student
With Daeun and Jiyeon eonni

Baiklah, selama senin-kamis kami memiliki kegiatan yang sama dengan hari-hari sebelumnya yaitu mengajar di sekolah-sekolah yang sudah ditentukan. Sampai pada hari Jumat, 11 Agustus 2016 yang menjadi hari terakhir kami di Pangalengan. Kepala desa dan jajarannya mengadakan pesta penutupan Kegiatan Bakti Sosial di Pangalengan yang dihadiri oleh para siswa, guru, dan warga sekitar. Acara ini dimeriahkan oleh pertunjukan seni dari tim kesenian di Pangalengan, siswa SD dan juga tidak lupa mahasiswa CBNU yang menampilkan Tarian Kpop ‘Cheer Up’ dan ‘Uh ah’ dari Twice, penampilan Taekwondo, Penampilan Tarian Manuk dadali dari Mahasiswa UNPAS, Menyanyikan lagu Halo-halo Bandung dan Arirang oleh Mahasiswa Unpas dan CBNU, dan diakhiri dengan tarian poco-poco bersama. Wahh ini sangat mengesankan! Kami sangat menikmati acara penutupan ini, kami seakan-akan hanyut dalam tarian poco-poco yang sudah mendarah daging di kebiasaan pagi kami kkkkk.

Penampilan kesenian di kantor kelurahan Pangalengan
Penampilan kesenian di kantor kelurahan Pangalengan
Rehearsal sebelum penampilan untuk upacara penutuan
Rehearsal sebelum penampilan untuk upacara penutuan
Mahasiswa Menyanyikan lagu Halo-halo Bandung dan Arirang
Mahasiswa Unpas menarikan lagu Manuk Dadali
Tim Unpas
Oh iya, sebenarnya kami kedatangan anggota baru, yupp Raka, pada tanggal 6 Agustus dia bergabung dengan tim Unpas khususnya timku Bahasa Korea untuk menggantikan Aldrea karena Al akan berangkat ke Thailand untuk menjadi perwakilan dari Fakultas Hukum belajar disana. Setelah acara penutupan di Kantor Kelurahan, kami juga mengadakan acara penutupan di villa bersama Profesor dan teman-teman lainnya, aku mendapat surat yang sangat menyentuh dan membuat hati ku merasa sedih untuk meninggalkan Pangalengan ini. Keesokan hari nya, hari Jumat, kami meninggalkan Pangalengan dan Berangkat menuju Bandung. Kami akan menghabiskan 3 hari di Bandung.
Sebelum sampai di Unpas, kami berkunjung ke SMK yang dikelola oleh bapak rektor di Padalarang dan disambut dengan meriah oleh para siswa dan guru disana. Kami juga di jamu dengan berbagai hidangan khas Sunda yang tidak kalah lezat. Kemudian kami juga berkunjung ke salah satu perusahaan Keramik di Padalarang yang pemiliknya merupakan warga Korea. Kami mengobrol banyak dan setelah selesai segera berangkat menuju kota Bandung.
Foto bersama di SMK MAHAPUTRA Kabupaten Bandung
Bapak Rektor (kiri) dan Prof Choi (Kanan) sedang menyaksikan Tari Jaipong
Berkunjung ke Perusahaan Korea di Padalarang
Karena sudah lelah, kami para wanita dijadwalkan untuk menginap di asrama kampus di Unpas Setiabudi, dan para pria akan tinggal di Hotel Amaris. Namun, dengan perundingan yang panjang, akhirnya semua mahasiswa Korea akan tinggal di Hotel Amaris. Aku pun dan teman-teman  Indonesia lainnya kembali ke rumah masing-masing dan akan kembali meng guide mereka pada esok hari. Ke esokan hari nya, Hari Sabtu, kita di jadwalkan untuk menghadiri Seminar Internasional yang di adakan oleh Prodi Kesejahteraan Sosial dengan pembicara dari berbagai universitas di Indonesia, Malaysia, dan juga Korea Selatan. Kami datang bersama dan mengikuti acara seminar dengan hikmat. Kami juga berkeliling-keliling dan bermain di sekitar kampus Unpas Setiabudi (Lebih tepatnya sebenernya nyari Pokemon hehehe Go Go Pokemon Go). 
Persiapan untuk memasuki Aula Otto Iskandar Dinata Unpas Setiabudi
Hari Minggu, kami akan mengunjungi Gunung Tangkuban Perahu, walaupun di Minggu pagi ini cuaca agak mendung dan sepertinya rintik-rintik hujan sudah mulai turun, namun kami tetap melanjutkan perjalanan. Ada masalah saat kami memasuki Tangkuban Perahu, karena weekend tiket masuk kami selaku warga pribumi adalah 30.000 rupiah dan ternyata harga tersebut berbeda dengan harga masuk orang asing/Turis. Ya jika tidak ada surat keterangan tinggal sementara, semua turis yang datang kesini harus membayar biaya masuk sebesar 30.000 won alias 300.000 rupiah per orang. Wowww bisa dibayangkan dong 300.000 dikali 25 mahasiswa Korea + 2 dosen Korea, hmm ini angka yang tidak mudah sekalipun bagi mereka orang Korea, ini merupakan uang yang lumayan besar. Dengan diskusi panjang akhirnya biaya masuk  tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk masuk. Profesor langsung mengeluarkan semua biaya dan kami akhirnya masuk ke lokasi wisata Tangkuban Perahu. Whaa ini luar biasa walaupun banyak mahasiswa yang kecewa dengan hal ini namun saat kita sampai ke puncak, benar-benar kekecewaan itu dapat hilang tergantikan dengan pemandangan yang indah. Walaupun tadi cuaca sangat tidak mendukung, namun saat kita sampai di atas cuaca menjadi cerah seakan-akan kabut yang tadinya menghalangi pandangan mata pergi menjauh untuk menampilkan keindahan alam vulkanik di bumi parahyangan ini. Ya kami sangat menikmati pemandangan ini dengan seksama. 

Taken by Park Daeun on Next photo
Taken by Marlinda on before pic
Setelah puas berwisata di Tangkuban perahu, kami akan melanjutkan perjalanan dengan mengunjungi Saung Angklung Udjo. Saat kami sampai kami langsung masuk ke Saung Udjo untuk menikmati penampilan kesenian Angklung yang menjadi ciri khas tatar Sunda. Dengan membayar sekitar 70.000 rupiah kita sudah dapat menikmati pertunjukan dari awal hingga akhir dan berjoget bersama. Setelah menyelesaikan pertunjukan kami akan pergi ke restoran yang akan menjadi tempat penutupan kegiatan Volunteer ini. Yah, ini merupakan hari terakhir mereka berada di Bandung dan besok mereka sudah akan kembali ke Korea. Kami makan bersama dan meluapkan beberapa patah kata untuk salam perpisahan. Setelah penutupan kami kembali ke Hotel dan beristirahat. 
Foto bersama di Saung Angklung Udjo
Menonton pertunjukan angklung di Saung Udjo
 
Foto bersama setelah Closing Ceremony
Keesokan harinya Senin, 15 Agustus 2016, kami akan berangkat ke Jakarta untuk mengantar teman-teman dari CBNU ke bandara untuk kembali ke negeri Ginseng disana. Pagi-pagi kami berangkat dari Bandung menuju Jakarta, namun sebelum menuju ke Jakarta kami akan mengunjungi salah satu perusahaan Korea di Purwakarta terlebih dahulu. Kami pun menuju Purwakarta dan mengunjungi perusahaan besar tersebut. Yah ini pengalaman kami bersama mengunjungi salah satu industri besar yang ada di Purwakarta. 
Para volunteer bertemu dengan direktur PT. Snogen Indonesia
Mengunjungi PT. Win Textil Indonesia
Kami dibawa untuk melihat sekeliling pabrik tersebut dan mendengarkan penjelasan si bapak dari perusahaan tersebut daan tentu saja dengan bahasa Korea. Hmmm inilah, disinilah, aku mulai memikirkan suatu hal. Aku siapa? Aku dimana? Kenapa begini? Ya ini sebenarnya membuat aku merasa sedih dan juga tertekan dengan kenyataan yang terjadi hehe. Apakah aku sedang berada di Korea? Tidak, aku sekarang sedang berada di tanah airku tercinta, di tatar Sunda tercinta yang sudah menjadi tanah kelahiranku dan kehidupanku selama 19 tahun ini. Tapi, kenapa rasanya aku seperti berada di tempat yang asing dan benar-benar tidak aku kenal sama sekali. Kenapa semuanya seperti ini, aku sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, ini di Indonesia, tapi mereka semua berbicara bahasa Korea yang sebagian kalimatnya tidak aku fahami. Ya aku mengerti, aku berada diantara mereka yang tinggal di negaraku, namun yang membuatku sedih adalah aku seperti dibodohi oleh ketidak mengertianku terhadap budaya mereka. Hal ini tidak bisa dihindari, karena memang sudah terlanjur seperti ini, mereka yang memiliki inovasi dan mencoba berinvestasi di negeri ini juga tidak salah karena mereka memang memanfaatkan peluang bisnis untuk kemajuan mereka juga. Aku juga tidak menyalahkan negeriku sendiri yang bisa-bisanya dimanfaatkan oleh orang asing untuk kepentingan mereka karena memang beginilah keadaan negeri kita yang sedang berkembang ini. Aku tidak bisa menghentikan arus yang sudah mengalir deras ini, hanya saja aku hanya bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari semua ini. Karena kita tidak mungkin mengusir orang-orang asing yang menguasai Indonesia, maka sebagai gantinya adalah pelajari lah budaya mereka dan lakukan hal yang sama di negara mereka. Ini nyata, ini adalah bentuk dari pemikiranku selama aku mulai mempelajari beberapa bahasa dan budaya asing. Dari pengalaman ini saja, aku yang belum begitu lancar berbahasa Korea hanya bisa mendengarkan apa yang mereka bicarakan dan menebak makna kata yang aku kenal saja, coba saja jika aku dapat memahami bahasa mereka dengan baik, setidaknya aku akan memahami apa yang mereka bicarakan dan tidak dibodohi oleh kebutaanku terhadap bahasa mereka. Sebenarnya ini sangat serius, banyak orang beranggapan bahwa ‘untuk apa mempelajari budaya asing? Kalian tidak cinta budaya sendiri’ jujur saja, aku sangat membenci kalimat ini, orang yang beranggapan seperti ini adalah orang yang berfikiran negatif dan sempit. Budaya sendiri? Jelaslah itu mah ngga harus dipelajari secara formal karena memang sehari-hari kita hidup dalam budaya dan kebiasaan negara kita sendiri yang sudah melekat dalam jiwa. Sebelum mempelajari budaya asing pun, sebagai warga negara yang hidup sejak lahir di Tanah air tercinta tentu saja sudah mempelajarinya. Maka dari itu, untuk menambah pengetahuan dan keterampilan baru, kita sebagai manusia yang hanya diberikan kesempatan hidup hanya sekali haruslah membuka hati dan fikiran untuk melihat dunia yang begitu luas. Tuhan memerintahkan kita sebagai manusia untuk selalu belajar, maka belajar apapun itu selama dalam menghasilkan kebaikan dan manfaat yang baik, itu tidak diharamkan. Kunci dari semuanya adalah berfikirlah positif akan suatu hal, segala sesuatu yang kita ingin lakukan, pasti ada positif dan negatif. Dari ini kita belajar membedakan mana yang baik untuk kita dan buruk untuk kita, setelah itu ambillah sisi positif untuk kemajuan diri kita dan buangah sisi negatif agar tidak menghambat kemajuan diri kita. Yang masih beranggapan bahwa mempelajari budaya asing tidak mencintai negara sendiri adalah bagian negatif yang harus dibuang, karena sebenarnya saat kita mempelajari budaya terutama bahasa asing, kita bisa saja menyelamatkan bangsa kita sendiri. Bayangkan saja jika kita tidak mengerti bahasa mereka, dan mereka berbicara dengan bahasa mereka di negeri kita ini, apa akibatnya? Bisa saja kita dibodohi oleh sekumpulan dari mereka. Wahhh panjang yah pemirsa, ini hanya sekilas unek-unek yang ingin penulis curahkan hehehe tidak bertujuan untuk menyinggung pihak manapun, hanya sekedar untuk kesadaran pribadi.
Lanjut cerita, setelah mengunjungi perusahaan Korea, kami segera melanjutkan perjalanan menuju Bandara. Eits sebelum ke bandara, kami semua dijadwalkan untuk mengunjungi Kota Tua terlebih dahulu. Setelah sampai di kota tua, kami berjalan-jalan dan bersenang-senang bersama sampai matahari terbenam. 

With Gyeongwon oppa, Seolhee, kak Jeane, Minseong oppa, Do yeong oppa, Daeun di Cafe Batavia Kota Tua Jakarta
Setelah mengunjungi kota tua, kami semua menuju bandara karena pesawat yang akan membawa mereka akan berangkat pukul 10.00 malam. Kami pun segera berangkat menuju bandara. Setelah sampai disana, isak tangis pun mewarnai perpisahan kami, kami saling berpelukan dan mengucapkan selamat tinggal untuk salam perpisahan. Sejujurnya ini moment yang sangat mengharukan bagi kami semua. Selama 2 minggu terakhir kami bersama, pertama kali bertemu kami masih canggung satu sama lain, namun seiring berjalannya waktu kami mulai dekat dan akrab satu sama lain. Bahkan kami sudah seperti BFF dan melewati suka duka bersama. Kami sudah sangat dekat, terutama dengan tim Korean Language Daeun dan Seol hee. Ahh Cinguyaaa annyeong~~...! akhirnya setelah salam perpisahan, mereka memasuki bandara begitupun kami, mahasiswa Indonesia kembali memasuki bis untuk kembali ke Bandung. Bis pun mulai melaju meninggalkan bandara dan kembali ke tempat kami berasal. 
Perjalanan menuju bahdara Soekarno-Hatta
Perjalanan menuju bandara Soekarno-Hatta
Take picture together with my team before say good bye
 Begitulah kurang lebih proses kegiatan bakti sosial antara Universitas Pasundan dengan Universitas Chonbuk Korea di Pangalengan selama 2 Minggu dari tanggal 2-15 Agustus 2016. Sebenarnya, ini merupakan cerita secara garis besar, selain itu, banyak hal kecil yang menjadi menarik yang tersisip dalam kisah selama 2 minggu ini. Hehe yapp tidak haya sebagai volunteer yang selalu melakukan  kegiatan secara terperinci setiap hari, ada juga kisah-kisah persahabatan, kebencian, dan tentu saja love story dongs wkwkk oke next haha.
.
.
EPILOGUE
"Sejak pertama kali pembagian tim, aku mulai mengenali anggota tim ku satu persatu. Sebenarnya aku sudah kenal nengan Ami eonni saat masih di Korea, bahkan kami sering chatting setelahnya. Tadinya aku akan memilih tim bersama Ami eonni namun aku ingin masuk di tim musik karena terlihat menyenangkan. Walaupun pada akhirnya aku masuk di tim Bahasa Korea. Di Tim Bahasa Korea, aku sudah mengenal Seong il oppa sebagai leader tim karena sudah pernah bertemu di Korea, dia terlihat sangat cuek. Aku pun mulai beradaptasi dengan timku. Pertama-tama kami sangat canggung bahkan ada salah satu anggota tim yang terlihat jutek dan terasa sangat canggung. Ya, dia adalah Park Daeun, dalam tim bahasa Korea, nama yang selalu aku ingat adalah Daeun karena dia terlihat sangat jutek dan terus menatapku dengan tajam. Sekali nya dia bertanya kepadaku, dia banyak menanyakan tentang masalah pribadi kepada ku seperti “Do you have boyfriend?” wkwk.
With Ami Eonni ar Situ Cileunca, Pangalengan
With Seong il oppa, Leader team
With Daeun and Seol hee

With Jiyeon eonni
With Seol hee
With Jeongwon and Kak Jeane

Setelah Daeun, orang yang selalu ku ingat adalah Jiyeon eonni, aku selalu mengingatnya karena dia yang sering berbicara kepada ku dan bahasa Inggrisnya sangat bagus sehingga aku juga mudah beradaptasi dengannya. Dia sangat memperhatikanku dan menganggapku seperti adik perempuannya, dia sangat penyayang dan juga pintar. Jika kami berbicara, dia selalu respect terhadap apa yang aku katakan. Selanjutnya, yang aku ingat namanya adalah Seol hee, ahh teman yang satu ini, aku benar-benar sangat merindukannya. Dia adalah orang yang sangat peduli kepadaku, dia selalu berjalan bersamaku, jika yang lain sudah berjalan terlebih dahulu, dia lah yang setia menungguku dan memperhatikanku. Kemudian, selanjutnya adalah Jeong won, dia sangat berbeda dengan apa yang saat aku pikirkan pertama kali, dia berusia beberapa bulan di bawahku namun dia tumbuh dengan sangat baik bahkan dia tumbuh lebih dari gadis seusianya hehe.
Saat pertama bertemu, wajar saja jika aku mempunyai penilaian pertama kepada mereka karena kita pasti mempersepsi kesan pertama saat bertemu dengan mereka. Namun, taukah anda bahwa prasangka burukku tentang mereka mula error haha Daeun yang aku fikir dia akan menakutkan ternyata sangat baik, bahkan dia adalah salah satu teman yang sangat dekat denganku, ahh bogosipda chinguyaa~~~ dia 8 bulan lebih muda dari ku karena dia kelahiran 1997, namun dia tidak mau dipanggil Dongsaeng, dia ingin seumuran denganku wkwk maka dengan itu kami bertiga aku, Daeun, dan Seolhee menjalin persahabatan dan saling berbagi pengalaman dan rahasia. Terutama masalah cowok eahh... 
with Park Daeun at Ngopdoel Setiabudi
Kenang kenangan pinkeu
Selain itu, team leader kita juga setelah kami semakin dekat, whaah dia benar-benar bertolak belakang dengan ekspektasiku sebelumnya, sejujurnya oppa yang satu ini bisa lebih gila dari kami para cewe haha yupp crazy man.
Kalo masalah cowok, kami tim Indonesia dan juga mereka tim Korea sudah memilih siapa saja yang paling tampan menurut kami. Haha ini sebenarnya hanya bercanda, tapi kadang baper, tapi kadang juga ngakak, tapi kadang juga .... ah pokoknya gitulah kaya ada manis-manisnya gitu kalo inget kenangan itu kkkkk But I Enjoy that Moment, the best moment and the best experience in life. Cowok tampan menurutku disini adalah Do Yeong Oppa, dia pendiam tapi cool dan benar-benar tampan kkkkkk. Banyak moment yang hampir tidak bisa ku lupakan bersama oppa hahaha aduh aduuh mulai dari Percakapan pertama kami di angkot, dia bertanya dengan malu-malu apakah aku bisa mengendarai motor, Mendengarkan musik, Nonton film ‘Sing Street’ sembunyi-sembunyi jam 12 malem bersama sampe ditinggal nonton berdua di ruang meeting. Duduk berdua di Bis saat kembali ke Bandung, berkeliling di kampus Unpas Setiabudi, Jalan-jalan di Jakarta, sampe yang bikin baper saat seminar di kampus ia memanggil namaku dan menunjukan Handphone nya bahwa foto yang aku upload di Facebook terlihat bagus (padahal aku tidak berteman dengannya) ternyata dia mencari namaku di facebook nya, uhhhh senangnya dalam hati (love love) hahaha. Tapi sanyangnya.....dia sudah punya pacar, 6 tahun vroh kkkkkk. (Just kidding oppa! hehe)
With Doyeong oppa
Kami, tim Indonesia sebenarnya lebih dekat dengan oppa-oppa nya daripada teman-teman perempuan. Dikarenakan kamar kami dekat dengan kamar para oppa, jadi kami sering menghabiskan waktu malam dengan nongkrong bersama di depan kamar hingga tengah malam, kami selalu mendengarkan musik bersama dan menyanyi bersama. Kami juga bersdiskusi dan sharing informasi tentang ilmu pengetahuan, agama, budaya dan sebagainya. Hal yang paling aku rindukan memanglah saat berkumpul seperti ini, kami selalu bercanda bersama dan berbagi makanan hehe. Drama lainnya Sebenarnya aku diberi nama Korea oleh JK yaitu Kang Minju, dalam silsilah ini, aku di adopsi oleh keluarga Kang dan memiliki oppa bernama Kang Min Seong. Kang Minseong oppa dan kang Minju resmi menjadi saudara sejak hari itu hahaha. Selain aku, love story juga terjadi dalam grup lain, teman-teman Indonesia ku juga memiliki tambatan hati yang menarik untuk menjadi penyemangat selama melakukan kegiatan di Pangalengan. 
With my brother, Kang Minseong Oppa
Like brother, like sister (same sunglasses)
Jujur saja kami sangat dekat, sampai sekarang kami masih selalu berhubungan melalui chat ataupun video call di kakao talk.  Aku tidak menyangka hubungan kami akan sedekat ini, mereka sudah seperti keluarga ku sendiri. Walaupun kami berbeda dari berbagai hal, namun kami saling menghormati satu sama lain dan menjadikan sebagai pengalaman baru dalam hidup. Aku bersyukur bisa bertemu dan mengenal mereka, terutama teman-teman timku. Aku mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman yang berharga yang tidak dapat di alami setiap orang dan belum tentu akan aku alami lagi dalam hidupku. Aku sangat berterima kasih kepada Unpas dan CBNU yang telah memberikan kesempatan kepadaku untuk mengenal orang-orang yang luar biasa melalui kegiatan ini. Ini adalah masa muda ku, masa muda yang jujur saja sangat sulit untuk menetukan pilihan jalan hidupku. Namun sesulit apapun, aku tidak ingin menyia-nyiakan masa muda ku ini, aku ingin terus berjalan menuju akhir yang tidak aku ketahui sama sekali seperti apa. Aku hanya pasrah kepada Tuhan, dan berusaha semampuku dalam pilihan hidupku ini. Aku menginginkan yang terbaik untuk di masa depan dan menikmati keindahan selama berjalan dalam jalan hidup ini. Aku ingin mewarnai perjalanan hidupku dengan pengalaman yang bermakna yang akan mewarnai hidupku sampai di akhir. Karena, segala sesuatu yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia. You Only Live Once, warnai hidup dengan hal-hal yang kamu inginkan dan bermanfaat untuk hidupmu. 
 

























Terima kasih untuk teman-teman seperjuangan Korean Language Team (Kim Seong il oppa, Lee Ji Yeon eonni, Park Daeun, Kim Seol Hee, Baek Jeong Won, Aldrea Praba, Raka Perkasa) dan semuanya Kim Gyeong Won Oppa, Choi Do Yeong oppa, Jeong Un Seok Oppa, Kang Minseong Oppa, Kim Jeongyun, Kim Narm Ho oppa,  Kang Donggun, Kang Hyeji eonni, Kim Seohee, Kim Jaeop oppa, Kim Pyeonghwa, Kim Handeul eonni, Kim Taehee eonni, Park Sanghyeon, Park Seonhee eonni, Park Jeongkyeon eonni, Lee Sangeun, Yang Seyeon, Lim Kyungtae, Kak Jeane Aryandani, Teh Dyah Rara Ayu Pandanwangi, Nurfitriani, Shima Giovanni, Kang Harris, dan Kang Rihad Aulia Rahman. Thank you for our beautiful story Guys!