Friday, June 19, 2020

Perjalanan Panjang ke Kp. Citampian, Desa Linggarjati, Kec. Pamulihan, Kab. Garut

11 Juni 2020

For the first time, I visiting a new place, a beautiful place similar like my hometown but this is special because still far from pollution.

 

Hari ini, adalah hari dimana aku, dan ke-4 kawan bermain ku akan berangkat ke suatu tempat yang belum pernah ku kunjungi selama ini. Dari dulu aku memang sering mendengar daerah ini namun tak tahu entah dimana, yang aku tahu hanyalah berada di ‘gunung’ meskipun sama-sama bagian dari desa yang aku tinggali, Desa Linggarjati. Yups Kp. Citampian, Kp. Cibuluh, Kp. Wates adalah nama-nama daerah bagian dari Desa Linggarjati terjauh kedua setelah Cisarua (Berbatasan dengan Pangalengan).

Aku sangat ingin mengujungi kampung ini karena penasaran saja bagaimana perjalanan kesana dan bagaimana kehidupan disana karena dalam bayangan ku, mereka yang tinggal disana mungkin akan kesulitan dalam segala urusannya. Kami dari sini berlima, Eno, Eka, Keukeu, Aku, dan juga The Nita yang sekaligus pemandu tim kami untuk mengeksplor selama perjalanan kesana. Ayah Teh Nita adalah asli orang sana dan bahkan Teh Nita juga pernah tinggal disana saat masih kecil sebelum akhirnya pindah dan menetap di Cipeundeuy sekarang ini. Jadi ini adalah perjalanan yang kesekian kalinya bagi Teh Nita, namun pertama kali juga berangkat bersama kami Tim ‘We Dude And’ wkwkwk. Jadi, tujuan kami kesana selain karena keingintahuan kami akan daerah itu, juga kami mengunjungi saudara Teh Nita yang sudah lama menetap di Kp. Citampian tersebut.

Sebenarnya rencana ini sudah sering kami ucapkan jauh sebelum-sebelumnya. Namun, ya begitulah, hanya sekedar rencana, tidak langsung di realisasikan karena berbagai macam alasan. Ya, karena aktivitas kami berbeda, dan kadang kondisi kami tidak selalu sesuai rencana. Jujur saja, bulan-bulan ini aku sangat sibuk banyak hal-hal yang tidak terduga yang harus aku kerjakan yang mungkin menyebabkan aku tidak bisa leluasa kesana kemari seperti sebelumnnya yang ‘Kuuuy’ bring kadieu bring kaditu. Dan hal ini sangat menjengkelkan untuk diriku sendiri dan mungkin juga untuk teman-temanku karna aku selalu tidak bisa ikut jika ada rencana keberangkatan ahaha I know how you feel guys karna aku juga pernah ngalamin kaya gitu kkkkkk I’m sorry L Bulan bulan ini benar-benar membuatku banyak pikiran dan agak stress, tapi tetap tanamkan dihati untuk selalu menikmati setiap moment yang aku kerjakan, serta mencoba merelakan untuk waktu yang biasanya ‘seneng-seneng bareng’ menjadi gugutrut menyendiri hehehe.

Untunglah… rencana untuk ikut perjalanan ke Gunung bisa dilalui dengan suka cita, yang awalnya khawatir karena takut tugas ngga akan beres kalo aku ikut, tapi dengan motivasi ‘Kawan belahan soul’ ku yang saat itu melontarkan kalimat “Hoy! Don’t be busy, but be productive” “Jangan sampe orang lain enek stiap ngajak tuh ngga pernah ikut padahal biasanya juga ngikut, gimana aja caranya supaya kerjaan ngga keganggu dan sama temen-temen juga having fun” “Karena kalo gitu terus, mereka gaakan pernah ngajak-ngajak maneh deui siah karena so sibuk” hahahaa. JLEBBBB wahh di WA gitu langsung lah menyelesaikan semua tugas dan mencoba mengatur waktu untuk bisa ikut kesana kkkkk Wahaa bukan karena masalah itunya ya, aku memang sungguh-sungguh ingin mengunjungi kp. Citampian dari dulu hehehe. Thanks to my Prendeu korban semua curhatan unfaedahku untuk masukan dan keluarannya May Allah Bless You J.

 

Hari perjalanan pun dimulai, kami berangkat pukul 9 pagi dari rumah, dan memulai perjalanan secara resminya sekitar pukul 9.30 pagi dari jalan Cicembang naik ke atas menyusuri jalan besar. Aku pernah sekali menuju jalan ini untuk ikut gotong-royong membuat jalan bersama warga RT Ciwaru yang dijadwalkan mendapat bagian membuat jalan disana. Awal-awalnya aku tidak begitu asing melewati jalan tersebut, sampai pada jalan terus menanjak aku mulai asing dengan jalan ini dan mencoba mengamati sekeliling yang jika dilihat lebih detail masyaallah…Indah sekali Ciptaan Tuhan ini. Aku merasa seperti sedang berada di hanya bagian terkecil belahan bumi ini, gunung-gunung yang gagah menjulang seolah mengintari seluruh negrei ini, pohon-pohon yang berkibaran tertiup angin seolah menyapa kami yang pertama kali melewati jalan ini. Karena kami tim amatir, hampir setiap habis tanjakan kami selalu beristrirahat karena mudah lelah wkwk. Kami juga berhenti di perjalanan yang etah dimana dan apa namanya kami membuka bekal dan makan bersama dengan lahap serta penuh kengikikan (karena entah kenapa jika kami bersama, ya Lucu saja! Kkkk).



1 Jam, 2 Jam, 3 Jam, semakin jauh semakin lelah, kami semakin melemah, jalan yang kami lalui sepertinya tidak ada ujungnya. Kami terus berjalan dan terus berjalan, menyusuri arah jalan yang membentang seolah mengikuti lekungan gunung-gunung yang sering kami lihat dari kejauhan. Sepanjang jalan, kami tidak menemukan rumah, yang ada hanya Gubuk-gubuk (saung) yang berada ditengah ladang kebun (Kopi, Jagung, Ubi, Huma) dan hanya ada beberapa orang yang terlihat. Ini pertama kalinya aku berjalan begitu jauh yang rasanya entah dimana berakhirnya, omaygadd but it’s amazing, kalo ngga nyobain kesini mungkin ga akan ngerasain damainya alam yang kami lewati serta indahnya alam yang kami lihat sepanjang perjalanan ini. Untuk menambah energy yang semakin menguras, kami juga tidak lupa untuk selalu mendengarkan musik sepanjang jalan ini.




Setelah 4 jam perjalanan, kami tiba di Kampung pertama dari awal perjalanan ini, ya Kp. Cibuluh, Desa Linggarjati. Kami hanya melihat dari jalan atas dan tidak memasuki perkampungan karena perjalanan mungkin masih jauh dan memerluka waktu Yang cukup lama. Sebenarnya aku punya saudara yang tinggal di Kp. Cibuluh ini, namun aku tidak tahu lokasi tepat rumahnya, jadi aku tidak berniat untuk mengujunginya terlebih dahulu karena takut lokasi rumahnya jauh dari yang kami kira hehehe. Pejalanan pun dimulai dengan mengerahkan segala keluatan hehehe.

Akhirnya setelah 5 jam perjalanan, tepat pukul 14.30 kami sampai di Kp. Citampian tepatnya di rumah saudara The Nita yang menjadi tujuan akhir kami. Alhamdulillah,,,luar biasa kami seperti menemukan sumber air di tengah guruh (siga nu pernah wae wkwk). Setelah sampai, kami menyapa keluarga besar dan segera beristirahat.





Karena cuaca saat ini sedang panas, jadi udaranya disana saat sore hari masih panas dan tidak beda jauh dengan di rumahku di Ciwaru City. Setelah beristirahat, sore hari nya kami mengunjungi lapangan bola yang menarik perhatian kami karena Lapangannya yang bersih, rapi, dan diselimuti hutan pinus(?) yang rasanya seperti di film (WOOD JOB) asli, coba deh liat film Jepang itu gaesss kkkkk. Setelah berfoto-foto kami pergi berkunjung ke rumah saudaranya The Nita satu lagi yang lokasinya lumayan agak jauh dan berada di tengah-tengah perkampungan sehingga suasananya lebih ramai. Kesan pertama yang aku rasakan saat masuk ke perkampungan sebenarnya tidak beda jauh dengan di Cilinggar, banyak sekali warga yang tinggal disini, namun yang membuatku menarik adalah rumah-rumah disana yang masih tradisional panggung (meskipun sudah ada yang tembok) namun hal itu membuatku terasa sangat nyaman dan hangat, ahhh Innerpeace. Kemudian yang membuat menarik adalah Mobil Truk, dan ternyata, kendaraan umum untuk penumpang yang ingin pergi ke kota dari sini adalah menggunakan Truk, melewati jalan yang keluarnya di jalan Sumadra, Cisandaan. Selain Truk, rata-rata kendaraan untuk digunakan adalah kendaraan bermotor karena lebih efektif dan cepat. Untuk belanja bahan makanan disini biasanya belanja ke Gunung Jampang (30 menit motor). Selama disini motor yang biasa digunakan hanyalah motor gigi dan motor besar, hampir tidak ada matic karena ya kondisi jalanan nya yang masih bebatuan tanpa aspal ataupun hotmik hehehe.






Setelah berjalan-jalan dan jajan, karena hari sudah mulai menuju maghrib kami segera memasuki rumah uwa nya the Nita dan diberi Ayam untuk kita bakar malam ini. Meskipun kami malu karena takut merepotkan akhirnya kami dengan senang hati memasak dan membuat bumbu untuk ayam tersebut. Setelah bumbu siap, ayam di rebus terlebih dahulu supaya empuk kkkkkk. Eitsssss ada suatu permasalahan disini wkwk What’s the problem? Haha ini tentang kesalahpahaman kami aduuuh lucu juga sih tapi untuk pelajaran kedepannya untuk lebih jelas dalam menyampaikan dan lebih teliti dalam menerima informasi kkkkk. Jadi ceritanya karena ayam akan segera di bakar, karena kami juga membawa sosis untuk dibakar namun sosis tersebut berada di rumah yang pertama saat kita dating. Sebelumnya, kami banyak memikirkan untuk mandi dimana, jika disini, smua barang-barang disana. Sedangkan kita ngga mau bolak balik kan. Naah ngga tau gimana tapi yang aku rasa adalah kami sepakat untuk mandi di rumah yang satunya setelah selesai makan agar tidak bolak-balik. Jadi aku kira fix nya kita makan dulu disini, dan setelahnya kita pulang ke rumah yang satunya dan mandi disana sebelum tidur. Kembali ke Sosis wkwk karena sosis ada di rumah yang satu lagi, dan diantara semuanya hanya aku dan The Nita yang menganggur tidak membuat bumbu, maka aku mengajukan diri lah untuk mengambil sosis. Karena dalam pikiranku ‘Hanya’ mengambil sosis dan beberapa dari teman-teman yang titip ambilan Hp, sepakatlah aku berencana mengambil Sosis dan Hp. Sesampainya di rumah yang satu lagi, karena dipikir piker mumpung ada jam kosong dan biar nanti tidak ngantri bergiliran mandi, aku dan Teh Nita memutuskan secara mendadak untuk mandi duluan lah disini agar nanti setelah makan cuman mereka ber 3 yang mandi kkkkk udahlah kita mandi (yang mungkin disini kami terlalu lama sehingga membuat menunggu huhu Maafkan kami gaesss kkkkk). Setelah mandi kami pun segera pergi lagi ke rumah untuk membakar ayam dan sosis, dan sampai disana Skakmat lah kami ditagih untuk membawa sabun dan baju wkwk Kami pun bingung jika membawa baju ya baju yang mana karna rencana awal kami hanya akan membawa sosis dan hp. Yupsss kesalahpahaman yang jujur saja saat itu aku menjadi kurang enak karena pasti membuat mereka kecewa karena sikapku yang mengecewakan mereka wkwk yaaah tapi tidak berlarut-larut akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke rumah yang satunya untuk mandi dan Aku bersama Teh Nita bertugas membuat Ayam dan Sosis bakar. Jujur saja selama membakar ayam tersebut aku terus menyalahkan diri sendiri kenapa bisa salah menangkap informasi, mereka pasti sedang menggerutu karena kesalahan ku haha tapi yaa resiko karena mungkin ini memang kesalahpahaman ku. Uhhh Otak ini wkwk.

Jam 8 malam, ayam dan sosis sudah matang, anak-anak pun juga sudah dating kembali. Kami pun makan bersama dengan lahap dan kembali lagi penuh dengan kengikikan, meskipun sebelumnya ada beberapa pertentangan tapi kami mengcover semuanya dengan canda tawa kembali, yeap we are not a perpect human, there’s something wrong, there’s something good happen between us, but we must know that That’s a Friends That’s a Life. And I Love You Guyssss :*

Setelah makan, kami semua kembali ke rumah pertama dan segera tidur setelah dipijit terlebih dahulu oleh pasukan tim asup angina dan keluar angina wkwk. Malam pertama di Kp. Citampian, kami pun tidur nyenyak ditengah-tengan dinginnya angina malam yang menusuk tulang serta Cangkeulnya kaki ini hingga terbawa Mimpi.

 

Hari Ke-2

12 Juni 2020

Jam 5, aku segera membuka mata segera ngenyang deui selimut karena gilaaaa dinginnya sangat terasa. Aku memaksakan diri segera ke kamar mandi dan beuuuuuh aernyaaa bruhh ngga salahkan ini? Benerkan gue buka pintu WC bukan pintu kulkas? Krik krik krik kkkkkk

Setelah Piling Gud Na Kasur, kami berjalan ke lapangan bola dan melakukan peregangan dasar disana untuk melenturkan otot-otok kali yang akan siap lagi kami gunakan untuk perjalanan pulang ke Cilinggar.

Setelah itu, kami mandi dan segera sarapan. Kami juga diberi minuman berenergi a.k.a Tuwak a.k.a Lahang wkwk Mantaapppp sekaliiii Pagi-pagi yang sangat damai, No Sinyal, jadi ngga buka buka hp sama sekali kecuali untuk foto dan music. Ah pokoknya terbaik ieumah ‘Tiis Ceuli herang Panon teh’.

Jam 9.30, setelah persiapan pulang kami selesai, kami segera berpamitan kepada keluarga The Nita yang ada disana. Untuk Bibi dan Uwa nya the Nita kami haturkan terima kasih karena telah menampung kami yang mungkin merepotkan ini. Maafkan kami yang sering ngabarakatak tanpa peringatan sehingga mungkin mengganggu ketenangan hihihi. Hatur Nuhuuun jangan lupa kalau main ke Cilinggar untuk mampir ke rumah kami hehehe.


Setelah berpamitan, kami pun memulai perjalanan untuk kembali pulang ke Cilinggar. Saat baru beberapa menit perjalanan, kami sepakat untuk pulang melewati jalan Panenjoan melewati lembah dan lereng gunung untuk akhirnya nanti sampai di Kp. Cikubang. Okeeey naisss sepertinya perjalanannya tidak akan selama melalui jalanan besar kemarin (Pikir kami). Kami pun segera memasuki jalan setapak yang langsung menuju Kp. Cibuluh lebak. Saat melewati beberapa rumah warga, aku mulai terngiang kembali tentang saudaraku adik dari kakekku yang tinggal di Kampung ini. Dalam hati, aku akan bertanya kepada siapapun yang kutemui disini. Kami pun mengikuti pemandu jalan The Nita yang sudah pernah melewtai jalan ini, namun entah kenapa mungkin jalan saat ini terlihat berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Kami malah memasuki perkampungan warga dan The Nita pun merasa bingung karena merasa bukan ke jalan yang benar. Kemudian saat sedang stuck tidak ada jalan, ada ibu ibu yang keluar dari dapur rumahnya dan bertanya kemana tujuan kami, The Nita pun mulai menanyakan arah jalan yang benar menuju Cilinggar jika melewati jalan ini. Saat ibu tersebut menunjukan arah jalan, terlihatlah olehku wajah yang rasanya tidak asing bagiku, aku segera mendekati dan menatapnya dalam-dalam. LOL “Niniiiiii” hahaha ternyata ibu itu adalah saudaraku, dan rumah yang kami lewati dihalamannya adalah rumah saudaraku, tepatnya rumah Nenekku, adik dari kakekku kkkkkkk. Aku pun segera memeluknya dan tertawa terharu, kenapa bisa kebetulan seperti iniiii. But, Mr Oegway pernah berkata “There is not an accident” semuanya sudah di takdirkan, dan tidak ada yang kebetulan. Berkah dari salah jalan ini membimbing kami untuk harus mengunjungi saudaraku terlebih dahulu, karena jika tidak sekarang ya kapan lagi, aku juga tidak tahu akan kembali lagi ke kampung ini kapan hehehe. Jujur saja ini salah satu moment terbaik keajaiban yang Allah tunjukan selama perjalanan ini. Aku pun masuk ke rumahnya sebentar dan berbincang-bincang sebentar. Ternyata salah satu temanku, Keukeu juga mengenali seseorang yang tinggal disini, ibu yang dulu pernah mengasuhnya waktu kecil, mereka pun bertemu dan sungguh mengharukan, moment-moment yang tidak pernah kami pikirkan sama sekali, masyaallah, Masa depan memang Misteri, tidak terduga, Allah selalu memberikan sesuatu diluar dari yang kita duga, bahkan lebih indah dari yang kita duga dan kita harapkan. Alhamdulillah.

Karena hari sudah mulai panas, kami memutuskan untuk memulai perjalanan sebenarnya untuk pulang ke rumah. Kami pun memulai perjalanan, pertama, kami hanya berjalan di jalan setapak, dipenuhi tanaman yang rimbun dan tinggi namun enaknya udara panas pun terhalang oleh tanaman yang rimbun. Kami terus berjalan mengikuti jalan setapak tersebut hingga turunan yang luar biasa, sisi kiri lembah atas, sisi kanan adalah jurang kebawah, namun tidak terlalu khawatir karena pohon-pohonnya tinggi sehingga pemandangan ke bawah tidak terlalu terlihat curam. Kami terus menuruni lembah, sungai kecil, hingga jalanan yang bekas longsor, kami terus berjalan hingga sampai di pesawahan dan ada gubuk sehingga kami beristirahat sebentar disana. Kami tidak sendiri, ternyata disana ada akang-akang yang sedang beristirahat juga di gubuk yang ada di tengah-tengah sawahnya. Setelah beristirahat, kami melanjutkan perjalanan, setelah beberapa menit perjalanan, pemandu perjalanan kami bingung karena merasa kita berjalan ke arah lain, berbeda dari biasanya. Kami sempat bingung berhenti sejenak dan mencari jalan lain serta sempat juga berpiki untuk kembali ke jalan sebelumnya. Saat akan mencari jejak kea rah lainnya, tiba-tiba aa aa yang tadi kami temui di pesawahan memanggil manggil kami dan memberitahukan bahwa jalan yang kami lalui salah, seharusnya buka kesana dan kami disuruh untuk kembali ke tempat pelataran semula. Kami pun merasa senang karena ada bantuan yang tidak terduga saat kami kehilangan arah, masyaallah. Akhirnya kami kembali ke pelataran semua yang lumayan menguras tenaga. Sesampainya di pelataran ternyata aa aa yang membantu kami itu pun berjalan kesana dan menemui kami untuk menunjukan ke arah jalan yang benar. Masyaallah hatur nuhun untuk aa yang entah siapa namanya dan dari mana asalnya hehe terima kasih sudah membantu kami semoga Allah SWT membalas semua kebaikan serta melancarkan segala urusannya dan memberkahi seluruh hidupnya, Aamiin.



Berkat bantuan aa tadi, kami segera melanjutkan perjalanan. Dari sini, kami benar benar menuruni lembah gunung, pepohonan yang menjulang tinggi yang mungkin sudah berpuluh-puluh berates-ratus tahun hidup di hutan itu, yang menjadi saksi bahwa kami para perempuan nekat ini pernah melewati jalan itu. Kami terus menuruni lembah, dalam suasana hutan yang dingin namun hangat. Masyaallah ciptaan Allah yang kembali menyadarkanku bahwa dunia ini tidak hanya aku, lingkunganku, dan teman-temanku, namun juga ada alam yang sebenarnya sangat memberikan manfaat yang paling besar bagi manusia yang memberikan sumber Oksigen yang bersih, Air yang bersih, serta lingkungan yang sehat, maka kita harus selalu menjaga keasrian alam yang akan selalu menjadi harta karun yang sangat bernilai bagi kita sebagi manusia tanpa harus merusaknya.

Sesampainya di bawah, kami langsung disuguhi suara sungai yang melengkapi keharmonisan Alam ini. Yups, Ternyata ini sungai Cipenengen, meskipun air nya tidak sebesar saat sampai di Cilinggar, tapi ini adalah Sungai Cipenengen paling atas yang pernah kami pijak ceunaah wkwk. Kami beristirahat sejenak dan memberi minum si Jigong & Chilgong (Kelinci Eka & Teh Nita dari Citampian). Setelah cukup beristrirahat, kami melanjutkan perjalanan. Daaaan……..perjalanan yang sesungguhnya dimulai, karenaa ini adalah Tanjakan Lereng Gunung yang mesti kuat-kuat kaki ini melangkah wkwk. Dan benar saja, di tanjakan ini, kami banyak mengeluh, banyak merindukan jalan dataran yang kemarin kami lalui, banyak menyesali kenapa memilih jalan ini, Yups, kami hampir menyerah….. karena tanjakan ini rasanya tidak ada ujungnya sama sekali.



“Ternyata setelah dipikir-pikir, kita melewati tanjakan ini mengibaratkan seperti hidup kita. Saat kita memilih suatu jalan pilihan dalam hidup, kadang saat melalui rintangan kita sering mengeluh, menyesali kenapa kita melewati jalan ini, padahal kembali lagi ke awal, ini adalah pilihan kita. Apapun itu, hadapilah sampai akhir karena Siapa yang tahu mungkin akan ada akhir yang indah menunggu kita kelak…”

Dan benar saja, setelah mengeluh entah dimana tanjakan ini berujung, ternyata kami langsung ditunjukan jalan mendatar (sebenarnya ini selokan) betapa bahagianya ternyata kami sudah melewati rintangan yang membuat kami hampir menyerah huff.

Setelah melewati jalan selokan, kami kembali menuruni lembah dan menaiki lereng kembali dan bertemu lagi dengan selokan yang rahnya dari selokan sebelumnya. Karena kelelahan, kami beristirahat dulu, mencuci tangan, minum, dan sebagainya. Airnyaaa beuuuuuh segerrrrr bangettt masyaallah….

Setelah beristrirahat kami melanjutkan perjalanan, daan kami akhirnya bisa melihat sinar teragnya matahari yang menyinari gunung ini, waaaw this is Jurrasic Park?? Gilaaaa aku siapa aku dimana, pemandangan yang Luarrrr Biasaaa Amaziiing. Pemandangan yang tidak biasa kulihat secara langsung, lembah dengan pohon yang menjulang sangaaaat tinggi, suara burung-burung merdu, serta semilirnya angin yang rasanya belum pernah kurasakan sebelumnya. Kita sedang berada di Puncak Gunung, puncak yang sudak kami daki dengan penuh keluhan, puncak dimana kami bisa melihat puncak gunung lainnya dengan indah. Masyaallah…Hutan yang masih asri, pepohonan yang tidak tersentuh manusia, tempat yang tidak pernah aku impikan akan melewatinya.

Setelah melawati hutan, kami langsung sampai di kebun-kebun warga yang berkebun di hutan, Yupss ini adalah daerah yang sebentar lagi menuju Panenjoan. Saat sedang memilih jalan, tiba-tiba ada orang yang menunjukan jalan kea rah yang benar lagi, masyaallah terima kasih. Kami pun merasa tidak sendiri karena pulang bersama aa aa yang pulang mencari kayu bakar, mereka pun berjalan di belakang kami. Sepanjang jalan kami pun sangat bahagia karena sebentar lagi perjalanan akan segera berakhir dan sebentar lagi akan sampai dirumah. Setelah itu, kami disuguhkan lagi Turunan yang sangan curam, curamnya sangat terasa karena kita bisa melihat pemandangan indah hamparan lereng gunung secara terbuka jadi terasa ‘sararoak’. Wagelasih pemandangannya sangat indah, Curug Sawer yang selam ini selalu terlihat jauh di atas, dari sana terlihat dibawah dan sangat dekat. Dari sini aku sadar ternyata gunung yang sudah kami daki, setinggi ini, waw….. Kami sudah mulai tersenyum hahahihi karena kami yakin sebentar lagi kami akan segera sampai…..jeng jeng jeeeng…Tiba tibaaaaa…..

JALAN TERCURAM YANG KAMI LEWATI ternyata ditutup dengan Jalan Terakhir ini. What The ……

Setelah disimpulkan berkali-kali, jalan inilah yang paling memacu adrenalin, membuat pikiran ini berhenti sejenak, serta membuat tuur ini noroktok lebih dari biasanya. Air Mata pun nyurucud tak terbendung, kok bisa orang-orang lewat jalan ini, bahkan setiap hari. Ya, inilah Jalan Panenjoan yang sering kami dengar sebelumnya, jalan yang katanya ada ‘Hoe’ (dulu dipikiranku adalah banyak tanaman hoe yang indah), ternyata jalan ini adalah jalan yang ‘Katenjo Kabeh Kahandap njir’… Jalan yang rasanya ngarayap bin naplok kana gawir, subhanallah.

Sebelumnya kami tidak tahu ada jalan seperti ini, untung kata si Mang kita harus membuka sepatu karena takut licin. Kami pun menuruti perintah dan segera turun perlahan. Karena si Mang mungkin kasihan melihat kami yang bagaikan terkena ‘Shock Therapy’ si Mang mulai membantu kami untuk membawakan tas-tas kami yang akan disimpan terlebih dahulu dibawah, dan nanti kami akan di aping menuruni jalan curam ini. Benarlah si Mang sambal membawa 5 tas kami, jalan dengan SANTUY nya menuruni tangga tanpa memegang sama sekali, waaaaaw daebakkk kami malah lebih ngeri melihat si Mang yang mahir ini, RESPECTTTTT !!!!!


Secara Perlahan kami akhirnya menuruni tebing curam ini, wait wait ini sih kaya panjat tebing versi real tanpa pengaman sama sekali. Hmmmm Terima kasih ya Allah akhirnya kami pulang dengan selamat jaya abadi. Sambil ngadegdeg tuur akhirnya kami berhasil melewati tantangan terakhir yang rasanya tidak ingin kami mengulangi lagi saat saat menegangkan itu huhu. Maka dari itu untuk siapa saja yang sering melewati jalan itu, I respect you (prok prok prok).


Setelah perjalanan ekstrim terakhir itu, kami beristirahat dulu sejenak, menenangkan jiwa kami yang meronta-ronta, subhanallah pengalaman yang luar biadab guztiiii huhuhu. Akhirnya setelah beristirahat, kami melanjutkan perjalanan hingga sampailah ke Kp. Cikubang yang kami tunggu-tunggu. Setelah itu kami langsung pulang dan kembali ke rumah dengan selamat. Alhamdulillah….

 

Epilog


Perjalanan yang sangat berkesan, jujur saja dalam perjalanan ini yang paling berkesannya adalah proses perjalanannya lah yang membutuhkan perjuangan dan tekad yang kuat hehe. Karena ternyata, perjalanan dari sini ke sana, dan tentu saja dari Sana kesini (Citampian/Cibuluh/Wates – Cilinggar) tidaklah mudah. Sempet mikir keras juga sih gimana orang-orang disana kalo ada kegiatan di Balai Desa ataupun ada keperluan yang sangat penting bahkan bagaimana jika Ada yang sakit parah yang memerlukan perawatan yang intensif? Ternyata jawabannya memang semua warga saat ini menggunakan akses jalan itu (jalan besar yang ke Cicembang). Meskipun menurut mereka jalan itulah yang paling efektif bisa menggunakan motor dan menjadi jalan alternative untuk akses ke desa, tapi menurutku ini masih jauh dari layak. Masalahnya, bukan hanya akses yang jauh, tapi juga kondisi jalannya pun ada yang perlu penanganan lebih. Tidak untuk menyalahkan siapapun, namun ini menjadi PR kita sebagai masyarakat dan juga pemerintah untuk lebih memperhatikan akses jalan yang menjadi sumber keberhasilan suatu wilayah. Karena dengan akses jalan yang bagus, apapun sedikit demi sedikit akan memberikan pengaruh yang positif khusunya bagi masyarakat. Semoga jika suatu saat bisa mengunjungi Kp. Citampian lagi, dari sini aku sudah bisa bawa SI Joker kesana meskipun kudu terus ngagas nyampe kanu datar bwahaha…Aamiin… Terima kasih untuk perjalanan yang luar biasa, Pendek tapi Panjang, See you in the next journey gaessssss :*










No comments:

Post a Comment